GoCSRKaltim. PT Bukit Baiduri Energi (BBE) memanfaatkan lahan eks tambang yang masih dalam konsesi menjadi kawasan konservasi tanaman ulin dan meranti. Setidaknya ada 4,5 hektare lahan yang berlokasi di Jalan Poros Samarinda – Kutai Kartanegara Kilometer (KM) 12 yang mulai dikembangkan untuk penamaman pohon ulin dan meranti.
Sejak mulai dikembangkan pada tahun 2019, lahan tersebut kini sudah ditanami sebanyak 1.500 pohon ulin, dan ratusan pohon meranti. Bukan cuma kedua jenis kayu tersebut yang dikembangkan, pengembangan Madu Kelulut yang tumbuh di pepohonan pun turut menjadi perhatian.
“Kalau untuk sarang Kelulut, sudah ada sekitar 10 kotak,” kata Resident Manager atau Kepala Teknik Tambang (KTT) PT BBE, Reno Barus. Harapan besar pihaknya dalam pengembangan konservasi tanaman ulin dan meranti adalah untuk mempertahankam keberadaan pohon ulin yang menjadi tumbuhan endemik Kalimantan.
Arboretum yang diberi nama Konservasi Tanaman Ulin Bukit Raya tersebut merupakan bentuk kontribusi PT BBE terhadap lingkungan. “Sekaligus diharapkan bisa menjadi sarana edukasi, dan khususnya menjaga kelestarian hayati,” ungkapnya.
Sekadar informasi, tumbuhan atau pohon Ulin sudah masuk dalam kategori spesies yang menghadapi resiko tinggi kepunahan di alam. Fakta tersebut tertulis dalam International Union for Conservation of Nature and Natural Resource.
PT BBE menegaskan dalam proses perawatan bahkan dari awal mula penamaman pihaknya juga turut serta melihatkan masyarakat sekitar. Termasuk dari pemerintah dalam hal ini Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim.(bom)
Discussion about this post