Kata Inflasi tentu sudah tak asing lagi di telinga, apalagi jika menyangkut pemberitaan stabilitas perekonomian. Secara umum, inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan harga-harga barang dan jasa. Penyebab inflasi bisa terjadi karena banyak faktor. Menurut laman resmi Kementerian Keuangan, setidaknya ada enam faktor penyebab inflasi.
Penyebab inflasi yakni diantaranya karena permintaan yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa sehingga membuat harga barang atau jasa tersebut mengalami kenaikan. Penyebab inflasi lainnya yakni adanya peningkatan biaya produksi, bertambahnya uang yang beredar di masyarakat, dan ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Penyebab inflasi berikutnya perilaku masyarakat yang seringkali memprediksi atau biasa disebut sebagai inflasi ekspetasi, dan terakhir penyebab inflasi karena kekacauan ekonomi dan politik seperti yang terjadi di Indonesia saat kerusuhan tahun 1998.
Dampak inflasi sendiri seringkali identik dengan efek negatif karena kenaikan harga barang sehingga membuat daya beli masyarakat menurun, terutama masyarakat berpendapatan menengah ke bawah. Menurut Bank Indonesia, dampak inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.
Dampak inflasi yang melambung tidak bisa dihindari oleh masyarakat. Akan tetapi, bisa disiasati agar keuangan pribadi mampu bertahan saat era inflasi tinggi. Berikut beberapa cara mengatasi inflasi yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan diri dari kenaikan harga yang disebabkan oleh inflasi:
Kelola Pos Keuangan dengan Hidup Hemat
Saat harga melambung mulai berhemat dengan cara membeli kebutuhan seperlunya saja, terutama kebutuhan pokok. Tujuannya adalah agar bisa memiliki uang lebih yang bisa dialokasikan untuk hal hal lain seperti dana darurat, melunasi atau mengurangi utang, dan investasi.
Siapkan Dana Darurat
Inflasi yang tinggi ini membuat dunia khawatir jika resesi terjadi. Hal ini akan ada pengurangan gaji atau bahkan di PHK, dana darurat ini yang nantinya bisa menggantikan pendapatan yang hilang. Jadi lebih baik untuk mengantisipasi sebelum benar-benar terjadi resesi. Dana darurat yang ideal adalah untuk 3 sampai 6 bulan dalam memenuhi kebutuhan. Masih ada waktu untuk segera mengumpulkannya untuk mengantisipasi hal yang terburuk.
Investasi dan Menabung
Jika ada kelebihan uang tabung dan investasi. Menabung bisa dilakukan di rekening terpisah untuk dana jaga-jaga atau kejadian tidak terduga. Investasi juga bisa dilakukan di aset minim risiko seperti, reksa dana pasar uang, reksa dana tetap, obligasi ritel Indonesia atau bahkan saham.. Instrumen tersebut memiliki imbal hasil di atas inflasi. Jadi aset investasi masih bisa mengalahkan inflasi.
Cari Pendapatan Tambahan
Menghemat mungkin saja bisa menjaga keuangan pribadi saat terjadi resesi. Namun akan lebih aman jika menambah aliran kas masuk atau pendapatan untuk makin memperkokoh kesehatan keuangan pribadi. Sehingga ada tambahan kas yang masuk ke dompet. Sehingga bisa lebih banyak uang ditabung atau investasi agar lebih siap menghadapi inflasi. Uang tambahan bukan berarti gaya hidup juga meningkat. Saat inflasi melambung, tetaplah berhemat dan uang dari pendapatan lain bisa untuk menabung atau investasi.
Discussion about this post