GoCSRKaltim – Bencana banjir kembali melanda wilayah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akibat curah hujan tinggi yang mengguyur selama tiga hari berturut-turut. Sungai Belayan yang melintasi Kecamatan Tabang meluap, merendam puluhan rumah warga dan mengganggu aktivitas masyarakat di sembilan desa sejak Sabtu (5/4/2025).
Camat Tabang, Rakhmadani Hidayat, menyebutkan desa-desa terdampak banjir meliputi Desa Belinau, Tiq, Kebaq, Sidomulyo, Umaq Bekuay, Kampung Baru, Umaq Tukung, Muara Ritan, dan Gunung Sari. Meski sempat terjadi penurunan debit air pada Minggu pagi, hujan kembali turun sehingga memperparah kondisi di sejumlah titik.
“Air Sungai Belayan sempat surut, namun hujan kembali turun di malam harinya. Akibatnya, beberapa wilayah yang sebelumnya mulai kering kembali terendam,” ujarnya yang disadur dari Korankaltim.com, Senin (7/4/2025).
Menurutnya, banjir susulan dikhawatirkan terjadi apabila air dari Sungai Belayan terus tertahan akibat naiknya permukaan Sungai Mahakam, yang menjadi muara dari aliran tersebut. Kondisi ini berpotensi memperluas dampak banjir hingga ke kecamatan tetangga seperti Kembang Janggut dan Kenohan.
“Kalau Sungai Mahakam terus naik, air dari Belayan tidak bisa mengalir lancar. Ini berpotensi menyebabkan genangan yang lebih luas di beberapa kecamatan sekitar,” jelas Rakhmadani.
Hingga saat ini, pemerintah kecamatan masih menunggu laporan resmi dari masing-masing desa untuk memastikan jumlah rumah warga yang terdampak. Aparat kecamatan bersama BPBD Kukar dan relawan lapangan terus melakukan koordinasi, pemantauan situasi, serta penyaluran bantuan darurat apabila dibutuhkan.
Warga diimbau tetap waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah setempat. “Beberapa ruas jalan masih tergenang banjir. Kami minta masyarakat bersiap untuk evakuasi jika debit air kembali meningkat,” tambahnya.
Banjir Juga Merendam Sejumlah Desa di Kembang Janggut
Selain di Kecamatan Tabang, bencana banjir juga melanda wilayah Kecamatan Kembang Janggut. Luapan Sungai Belayan dan sejumlah anak sungainya menyebabkan genangan di Desa Long Beleh, Modang Muara Penoon, Desa Muai, Kelekat, Loa Sakoh, dan Genting Tanah.
Kepala BPBD Kutai Kartanegara, Setianto Nugroho Aji, mengatakan banjir mulai terjadi sejak Minggu pagi sekitar pukul 09.00 WITA. Berdasarkan laporan di lapangan, sebagian besar genangan belum memasuki rumah warga, namun sudah menutupi badan jalan dengan kedalaman bervariasi antara 30 hingga 200 sentimeter.
“Di Desa Kelekat, ketinggian air mencapai dua meter di jalan poros Bukit Layang, sementara di desa lainnya air berkisar 30–50 cm. Meski belum masuk ke permukiman, kondisi ini sangat mengganggu mobilitas warga,” ungkap Setianto didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Edi Hariadi.
Sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa, longsor, maupun pohon tumbang. Namun, kerugian materiil akibat terganggunya aktivitas warga dan transportasi antar desa mulai dirasakan.
Waspada Cuaca Ekstrem dan Banjir Susulan
BPBD Kukar mengingatkan seluruh wilayah rawan banjir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah daerah berencana menurunkan personel tambahan untuk mendukung evakuasi dan memberikan bantuan jika situasi memburuk.
“Kami akan menerbitkan surat resmi kepada seluruh camat agar meningkatkan kesiapsiagaan. Pemantauan akan terus dilakukan secara berkala,” kata Edi Hariadi.
Fenomena banjir yang terjadi saat ini menjadi peringatan serius terkait dampak curah hujan tinggi di Kalimantan Timur, terutama di daerah yang dilintasi sungai besar seperti Sungai Belayan dan Mahakam.
Discussion about this post