GoCSRKaltim – Semua perusahaan mineral dan batu bara (minerba) di Indonesia diwajibkan menjalankan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di sekitar area operasionalnya, ini jugalah yang menjadi komitmen dari PT Multi Harapan Utama (MHU).
Konsistensi MHU dalam mendukung pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari salah satu program PPM unggulannya yaitu Rumah Cokelat di Desa Lung Anai, yang hingga kini telah membuahkan hasil positif, dan juga meraih banyak penghargaan.
Desa yang mayoritas penduduknya adalah petani kakao kini memiliki rumah produksi cokelat yang dikelola oleh kelompok masyarakat setempat. Lelen, Ketua Pengelola Cokelat di Rumah Cokelat Lung Anai, mengungkapkan bahwa inisiatif ini telah memberikan peluang baru bagi para ibu rumah tangga dan petani di desa.
“Sejak berdirinya Rumah Cokelat ini pada tahun 2023, kami telah memproduksi empat varian cokelat, yaitu Milk, Kacang Mente, Keju, dan Dark. Produksi ini melibatkan 13 orang ibu-ibu dan 6 orang bapak-bapak yang mengurus bagian mesin dan fermentasi,” ujar Lelen yang disadur dari video Jurnal Asa di kanal youtube Go CSR Kaltim.
Ia menambahkan bahwa Rumah Cokelat ini didirikan berkat dukungan dari PT MHU, mulai dari penyediaan fasilitas rumah produksi, bantuan mesin dan pelatihan kepada masyarakat.
Menurut Lelen, pengelolaan kakao di Lung Anai memiliki keunikan tersendiri karena dilakukan tanpa menggunakan pestisida kimia. Selain itu, Rumah Cokelat Lung Anai bisa dibilang menjadi produk cokelat pertama yang diproduksi oleh masyarakat suku Dayak Kenyah, yang memberikan nilai tambah pada produk cokelat mereka.
Kepala Desa Lung Anai, Lukas Nay, menjelaskan bahwa sekitar 80% masyarakat di desa tersebut menggantungkan hidupnya dari perkebunan kakao.
Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT MHU, desa ini mendapatkan dukungan yang signifikan, termasuk bantuan enam unit mesin pengolahan cokelat. “Program ini sangat membantu dalam meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan kakao yang lebih baik,” katanya yang disadur dari video Jurnal Asa di kanal youtube Go CSR Kaltim.
Program ini juga menjadi contoh nyata dari kolaborasi multi-sektor yang berhasil. MHU tidak hanya berperan sebagai fasilitator utama, tetapi juga sebagai penghubung dengan berbagai pihak.
Keberadaan Rumah Cokelat tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga secara sosial. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui industri cokelat ini berdampak langsung pada kesejahteraan komunitas.
Di sisi lain, Muslim Gunawan, Community Development Superintendent PT MHU, mengungkapkan bahwa berdasarkan social mapping yang dilakukan pada tahun 2019, terdapat potensi kakao seluas 400 hektar di Desa Lung Anai.
Namun, 80% dari tanaman tersebut terkena penyakit busuk kakao (PBK) akibat pengolahan yang belum optimal. “Kami melakukan kolaborasi dengan Dinas Perkebunan dan Unikarta untuk melatih masyarakat dalam pasca panen, sehingga hasil kakao mereka bisa lebih maksimal,” ujarnya yang disadur dari video Jurnal Asa di kanal youtube Go CSR Kaltim.
Lebih jauh, Yonathan Bagus W.S, External Affair & Security Manager PT MHU, menyatakan bahwa pihaknya akan memastikan program ini berkelanjutan dan membawa dampak positif bagi masyarakat.
“Kami juga akan melakukan inovasi produk, penguatan kelembagaan, dan monitoring program agar berjalan maksimal dan efisien,” jelas Yonathan yang disadur dari video Jurnal Asa di kanal youtube Go CSR Kaltim.
Rumah Cokelat Lung Anai tidak hanya menjadi pusat produksi cokelat, tetapi juga wadah pelatihan bagi para petani kakao lokal.
PT MHU menggandeng banyak sektor untuk memberikan pendampingan teknis kepada para petani dan pengelola rumah produksi mengenai teknik budidaya kakao yang baik, proses fermentasi biji kakao yang tepat, hingga pengolahan menjadi produk cokelat siap konsumsi. Program ini berperan penting dalam meningkatkan kapasitas petani, mulai dari proses hulu hingga hilir.
Harapan besar juga disampaikan oleh Lelen dan Kepala Desa Lung Anai agar program ini terus didukung oleh PT MHU. “Kami berharap dukungan dari PT MHU tidak terputus, agar Rumah Cokelat ini bisa diterima masyarakat luas dan menjadi salah satu produk unggulan desa kami,” tambah Lelen.
Muslim Gunawan menegaskan bahwa Desa Lung Anai, yang juga merupakan wilayah suku Dayak Kenyah dan berada di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, memiliki potensi besar untuk berkembang.
“Kami ingin desa ini menjadi desa maju dengan branding yang kuat sebagai desa budaya dengan produk cokelat yang mendunia,” pungkasnya.
Dengan sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, PT MHU, serta pihak lainnya, Rumah Cokelat Lung Anai diharapkan mampu membawa dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat dan serta mengenalkan potensi desa lebih luas lagi. (NHW/Adv)
Discussion about this post