GoCSRKaltim – Kalimantan Timur memang tak pernah ada habisnya akan keindahan alamnya. Tempat ajaib yang cukup unik ada disini, namanya Labuan Cerminyang berada di Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau.
Mengapa dinamakan Labuan Cermin? Ini dikarenakan Labuan Cermin memiliki lapisan yang membuat cahaya matahari memantul. Hal tersebut terjadi karena Danau Labuan Cermin memiliki rasa asin yang akan terasa bila kita mengecap air dari permukaan danau, sementara air di dasar danau akan terasa tawar. Dua jenis air inilah yang membuat danau memiliki sebuah lapisan pemisah sehingga air dapat memantul. Tak jarang juga orang menyebut danau Labuan Cermin ini dengan panggilan ‘Danau Dua Rasa’.
Sayangnya keunikan dan keindahan dari labuan cermin ini sempat ditutup sementara untuk beberapa waktu. Penutupan ini bukan tanpa alasan, tetapi karena munculnya buaya di destinasi unggulan Benua Etam ini yang cukup menyita perhatian masyarakat.2
Pemerintah dan segala unsur masyarakat cepat bergerak menanggapi kejadian ini, dengan melakukan strerilisasi area labuan cermin, hingga membuat pagar di pintu masuk danau dengan tinggi 5 meter hingga ke dasar danau sebagai langkah pencegahan.
Labuan Cermin tak hanya tentang destinasi wisata saja, tetapi juga menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat Biduk-Biduk. Banyak masyarakat bergantung pada pariwisata untuk perekonomiannya, tutupnya Labuan Cermin seakan melumpuhkan perekonomian masyarakat.
Tentu dengan adanya reaktivasi ini, yang turut didukung dengan beragam fasilitas penujang kenyamanan dan keamanan wisatawan, menjadi angin segar tak hanya untuk wisatawan tapi juga masyarakat Biduk-Biduk itu sendiri.
Pada 2 januari 2024 lalu, Labuan Cermin resmi kembali dibuka untuk umum. Tetapi walau sudah kembali dibuka untuk umum ternyata destinasi satu ini terbilang masih cukup sepi pengunjung, inilah yang tim Go CSR Kaltim lihat saat berkunjung langsung ke Labuan Cermin pada, Selasa (23/01/2024) lalu.
Kurangnya pengunjung diduga karena kepercayaan para wisatawan berkurang akibat kemunculan buaya beberapa waktu lalu.
Rudi, Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisara (Pokdarwis) Biduk-Biduk, juga mengamini dampak tutupnya Labuan Cermin turut melumpuhkan perekonomian masyarakat yang bergantung pada pariwisata.
“Tentu saat Labuan Cermin tutup, bisa dibilang perekonomian masyarakat yang berkaitan langsung dengan pariwisata lumpuh. Karena tidak bisa dipungkiri, ikon pariwisatanya Biduk-Biduk ya Labuan Cermin,” ungkapnya kepada Go CSR Kaltim di Dermaga Penyebrangan Labuan Cermin pada, Selasa (23/01/2024) lalu.
Tetapi Rudi juga menyampaikan bahwa saat ini Labuan Cermin sudah kembali dibuka untuk umum, sudah aman dikunjungi hingga berenang karena sudah dilakukan sterilisasi area, bekerjasama dengan banyak pihak lintas sektor.
“Alhamdulillah Labuan Cermin sudah normal kembali, sudah bisa dikunjungi kembali. Kegiatan strerilisasi di area dalam Labuan Cermin dilakukan dengan berkolaborasi bersama pemerintah, angkatan laut, polisi, kecamatan, kepala desa, dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama kembali membuat Labuan Cermin aman dan nyaman,” tambah pria yang juga memiliki toko souvenir khas Labuan Cermin ini.
Labuan Cermin memang menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak wisatawan yang ingin menikmati keindahan dan keunikan alam yang ada di Bumi Batiwakkal.
Di sini, wisatawan dapat melakukan aktivitas berenang, snorkeling, menyelam, bermain perahu hingga paddle stand untuk menyusuri area danau Saat menyelam menggunakan kacamata snorkeling, akan terlihat beberapa ikan yang berenang tidak jauh dari permukaan dan ada pula yang jauh di dasarnya. Rasa dari air yang berbeda menyebabkan ikan-ikan terpisah. Ini dapat mempermudah membedakan mana jenis ikan air tawar dan yang mana ikan air laut.
Salah satu pramuwisata di Biduk-Biduk yaitu Sagad, mengajak wisatawan untuk kembali berkunjung ke Labuan Cermin, karena destinasi ini sudah aman dan bisa kembali menjadi pilihan wisatawan untuk menghabiskan waktu berliburnya.
“Kurang lebih dua bulan terakhir ini kami telah melakukan sterilisasi Labuan Cermin. Tentu bekerjasama dengan beragam pihak. Di sini juga sudah ada dibangun pagar pembatas yang tingginya 5 meter hingga ke dasar danau yang merupakan bantuan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, sebagai langkah preventif keamanan di Labuan Cermin,” jelaskan dengan bersemangat kepada Go CSR Kaltim di Dermaga Pintu Masuk Labuan Cermin pada, Selasa (23/01/2024) lalu.
Sejalan dengan itu, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir mengaku sempat berkunjung guna memastikan kesiapan dan keamanan pengunjung sesuai Standart Operating Procedur (SOP).
“Dengan penerapan SOP yang sesuai standar, dapat memberikan rasa aman bagi pengunjung nantinya dan tidak lagi takut untuk berwisata di Labuan Cermin. Disbudpar menyarankan, di antaranya tindakan sterilisasi danau dari satwa berbahaya, memastikan tracking, toilet dan sarana umum dalam kondisi bersih, memastikan adanya tempat sampah juga dalam kondisi bersih,” ungkapnya yang disadur dari Pusaran Media.
Disbudpar juga akan memastikan transportasi, seperti perahu wisata dalam kondisi baik dan bersih, memastikan jadwal petugas jaga loket dan pemandu siap, memastikan alat-alat pengaman dan penyelamatan siap, memastikan semua sewa alat atraksi air dalam kondisi baik dan aman, dan juga petugas juga diwajibkan memiliki seragam.
Semoga dengan adanya langkah-langkah preventif pada masa reaktivasi pariwisata Labuan Cermin ini mampu meningkatkan kembali rasa kepercayaan masyarakat untuk kembali memantapkan dirinya berlibur di Labuan Cermin yang ikonik ini.
Memang benar, pulihnya Labuan Cermin akan sangat berdampak pada roda perekonomian masyarakat yang menggantungkan dirinya pada pariwisata di Biduk-Biduk. (ARD)
Discussion about this post