GoCSRKaltim – Putik Pampang kembali menggelar pelatihan pemberdayaan masyarakat untuk Desa Budaya Pampang dengan fokus meningkatkan kemampuan produksi batik. Acara yang berlangsung pada Sabtu, (18/01/2025) ini didukung oleh Pertamina Foundation dan bertujuan memperkuat keterampilan pengrajin lokal agar lebih kompetitif di pasar nasional maupun internasional.
Pelatihan kali ini mengusung topik “Studi Tiru Teknik Pewarnaan Batik” dan “Pelatihan Bisnis untuk Pengrajin.” Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber ternama yaitu Desi Savero, pemilik Batik Puteri Syafril, dan Fanti Wahyu Nurvita, pemilik Hesandra Indonesia. Kedua pakar ini berbagi ilmu dan pengalaman seputar teknik pewarnaan kain serta strategi bisnis yang relevan untuk meningkatkan daya saing usaha kecil.
Desi Savero mengungkapkan apresiasinya terhadap inisiatif ini. “Saya turut bahagia dan bangga bisa bertemu dan berbagi ilmu langsung dengan ibu-ibu dari Desa Pampang. Saya juga mengapresiasi pergerakan yang dilakukan Putik Pampang untuk melestarikan budaya Dayak Kenyah melalui batik,” kata Desi.

Sementara itu, Fanti Wahyu Nurvita menekankan pentingnya visi dan misi dalam menjalankan usaha. “Sebagai seorang pengusaha, kita harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk dapat bersaing secara sehat di pasar. Harapannya, melalui kegiatan ini, para pengrajin dapat menumbuhkan semangat dan konsistensi dalam berbisnis. Putik Pampang menjadi semangat lokal untuk semakin global,” ujarnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat membuka peluang bagi masyarakat Desa Budaya Pampang untuk mengembangkan produk batik yang memiliki nilai jual tinggi. Lebih dari sekadar upaya pelestarian budaya, program ini juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan produk-produk yang mampu menarik minat pasar.
Peserta pelatihan, Sharlota, salah satu pengrajin Putik Pampang, juga memberikan testimoni positif. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Kami mendapatkan banyak ilmu baru yang bisa diterapkan dalam usaha kami. Terima kasih kepada rekan-rekan Putik Pampang dan Pertamina Foundation yang telah memberikan kesempatan ini,” ungkapnya.

Aldi Riandana, COO & Creative Director Putik Pampang, menegaskan pentingnya kolaborasi ini untuk keberlanjutan budaya lokal. “Pelatihan ini adalah wujud nyata komitmen kami untuk memberdayakan pengrajin lokal sekaligus melestarikan budaya Dayak Kenyah melalui inovasi batik. Kami berharap kegiatan ini dapat menciptakan pengrajin yang tidak hanya ahli dalam teknik produksi, tetapi juga cerdas dalam mengelola bisnis sehingga mampu bersaing secara global,” tutur Aldi.
Tim Putik Pampang terdiri dari pemuda-pemudi Kalimantan Timur yang memiliki visi besar untuk mengangkat potensi lokal ke kancah nasional. Selain Aldi Riandana, tim ini juga diperkuat oleh Nadya Pradita Hosensyah, Arif Noor Gunawan, Iqian Amienudin Lanov, Rafli Hutri Almufarid, dan M. Remyza Baihaqy. Mereka bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk memastikan keberlanjutan program dan memberikan dampak jangka panjang.
Pertamina Foundation, sebagai mitra strategis, terus berkomitmen mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Melalui kegiatan seperti ini, para pengrajin lokal diharapkan dapat mengembangkan keterampilan, memperluas jaringan, dan meningkatkan daya saing, baik di pasar nasional maupun internasional. (ARD)
Discussion about this post