GoCSRKaltim – Putik Pampang menggelar pelatihan perdana pasca terpilih sebagai salah satu penerima bantuan dari program PFmuda Young Leader 2024 yang diadakan oleh Pertamina Foundation pada Sabtu (11/01/2025) di Desa Budaya Pampang. Program pelatihan ini menjadi langkah awal bagi masyarakat lokal dalam mengembangkan potensi seni batik khas Pampang sekaligus memperkuat ekonomi kreatif di wilayah tersebut.
PFmuda: Wadah Inovasi Sosial Generasi Muda
PFmuda adalah program inisiasi dari Pertamina Foundation yang bertujuan mendorong generasi muda untuk menciptakan solusi inovatif dalam mengatasi isu sosial di lingkungan mereka. Tahun 2024, Putik Pampang berhasil menembus ribuan peserta dari seluruh Indonesia dan terpilih sebagai salah satu pemenang berkat program pemberdayaannya yang berfokus pada pelestarian dan pengembangan motif batik khas Desa Budaya Pampang.
Putik Pampang, yang merupakan singkatan dari Kampung Batik Pampang, telah menjalankan berbagai inisiatif sejak 2022 untuk membangun kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam membatik. Program ini mendapatkan dukungan penuh dari pemuda-pemudi lokal yang berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Pelatihan Perdana: Mengasah Keterampilan Membatik
Pelatihan perdana ini diikuti oleh enam orang ibu-ibu dari Desa Budaya Pampang yang sebelumnya sudah membersamai beberapa pelatihan yang telah dilakukan oleh Putik Pampang. Dalam pelatihan kali ini, Putik Pampang beerjasama dengan dua narasumber ahli di bidang batik, yaitu Supriyadi, seorang seniman dan pembatik, serta Syahril Darmawi, pendiri Borneo Craft Indonesia. Mereka memberikan materi tentang penempatan dan pengembangan motif batik serta teknik pewarnaan batik dengan berbagai metode.
Pada sesi pelatihan pertama, Supriyadi mengajarkan teknik penempatan dan pengembangan motif batik. Proses ini dimulai dengan membuat pola di atas kertas, yang kemudian diaplikasikan ke kain. Sementara itu, Syahril Darmawi memandu peserta dalam pewarnaan batik menggunakan dua jenis pewarna, yakni pigmen dan remasol. Proses pewarnaan ini diakhiri dengan pengeringan di bawah sinar matahari serta fiksasi warna agar motif batik dapat bertahan lama.
“Pelatihan ini bukan sekadar mengajarkan teknik membatik, tetapi juga menanamkan nilai budaya yang terkandung dalam setiap motif batik khas Pampang,” ujar Syahril Darmawi. “Kami berharap, dengan keterampilan yang semakin meningkat, para peserta dapat menghasilkan karya yang mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional,” tambah Supriyadi.

Membangun Ekonomi Kreatif Desa Budaya Pampang
Aldi Riandana, COO dan Creative Director Putik Pampang, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan wujud nyata dari komitmen mereka dalam memberdayakan masyarakat lokal melalui seni batik.
“Kami percaya bahwa batik khas Desa Budaya Pampang memiliki potensi besar untuk menjadi identitas budaya sekaligus peluang ekonomi bagi masyarakat di sini. Dengan dukungan dari PFmuda, kami ingin menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya,” ujar Aldi Riandana.
Pelatihan ini diharapkan dapat membuka peluang bagi masyarakat Desa Budaya Pampang untuk mengembangkan produk batik yang memiliki nilai jual tinggi. Lebih dari sekadar upaya pelestarian budaya, program ini juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan produk-produk yang mampu menarik minat pasar.
Dukungan dari Tim Putik Pampang
Tim Putik Pampang terdiri dari pemuda-pemudi Kalimantan Timur yang memiliki visi besar untuk mengangkat potensi lokal ke kancah nasional. Selain Aldi Riandana, tim ini juga diperkuat oleh Nadya Pradita Hosensyah, Arif Noor Gunawan, Iqian Amienudin Lanov, Rafli Hutri Almufarid, dan M. Remyza Baihaqy. Mereka bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk memastikan keberlanjutan program dan memberikan dampak jangka panjang.
“Kami sangat bangga bisa menjadi bagian dari program ini. Putik Pampang adalah cerminan dari semangat muda yang ingin melihat perubahan positif di lingkungan mereka,” ujar Nadya Pradita Hosensyah, CEO dan Finance Putik Pampang. “Kami berharap, program ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi lokal mereka.”

Harapan ke Depan: Desa Budaya Pampang sebagai Pusat Seni dan Budaya
Dengan adanya pelatihan ini, Desa Budaya Pampang diharapkan bisa menjadi pusat seni dan budaya yang tidak hanya dikenal di Kalimantan Timur, tetapi juga di seluruh Indonesia. Program ini membuka peluang bagi masyarakat untuk memasarkan produk batik khas mereka ke pasar yang lebih luas.
“Kami ingin Desa Budaya Pampang menjadi ikon kebanggaan seni dan budaya Kalimantan Timur,” tegas Aldi Riandana. “Melalui program ini, kami berharap masyarakat dapat melihat bahwa seni dan budaya bisa menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan.”
Putik Pampang terus berkomitmen untuk mendukung generasi muda dan masyarakat lokal dalam menciptakan inovasi yang berdampak positif. Dengan keberlanjutan program ini, Desa Budaya Pampang diharapkan mampu mengukir prestasi baru di bidang ekonomi kreatif sekaligus menjaga kelestarian budaya lokal. (ARD)
Discussion about this post