GoCSRKaltim – Sektor batu bara menjadi salah satu penopang di sektor pertambangan dan menjadi salah satu kontributor besar pada pendapatan negara. Sayangnya, sektor ini masih dinaungi berbagai tantangan, baik dari sisi regulasi, cuaca, hingga fluktuasi harga.
Direktur PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Alexander Ery Wibowo mengungkapkan ada tiga tantangan yang dihadapi sepanjang tahun lalu, yakni regulasi, kondisi alam, hingga perencanaan. Untuk itu, pihaknya pun fokus pada produksi yang efisien untuk mendongkrak kinerja.
“Kita hanya fokus kepada produksi yang efisien dan juga Bayan beruntung bisa mendominasi produk batu bara kita lebih ramah lingkungan karena sulfurnya rendah,” ujarnya yang disadur dari CNBC Indonesia Mining Outlook 2024, Jumat (2/2/2024).
Sementara fluktuasi harga batu bara, menurutnya menjadi salah satu tantangan ‘lumrah’ yang harus dihadapi oleh produsen batu bara.
“Faktor harga menjadi suatu yang lumrah bagi produsen komoditi energi atau mineral. Fluktuasi itu umum, siklusnya ada naik dan turun,” ungkap Alexander.
Dia menambahkan sebagai emiten batu bara, Bayan memiliki kelebihan tersendiri dari sisi jenis emas hitam ini yakni termal coal. Jenis ini menjadi kebutuhan energi pokok di Indonesia dan berbagai negara berkembang lainnya untuk PLTU. Pasalnya, hingga kini batu bara masih menjadi sumber energi termurah dibandingkan yang lainnya.
Di sisi lain, industri memerlukan dukungan dari sisi regulasi yang bisa mempengaruhi gerak dari komoditas ini. Dengan izin kebijakan yang makin cepat, maka akan meningkatkan presisi dan menurunkan cost industri, di tengah harga yang terus bergerak.
“Aturan (regulasi) menjadi kunci,” kata Alexander.
Discussion about this post