Parwito, sosok yang akrab disapa oleh warga Desa Tani Harapan “Pak Wit”. Pegawai perusahaan tambang PT. Kutai Energi yang justru hobi turun ke masyarakat, berjalan-jalan ke desa sekitar area tambang.
Bila berbincang dengannya, siapapun pasti akan cepat merasa akrab karena kemurahan hati dan sikap pedulinya terhadap sekitar. Bersemangat dan penuh solusi, begitulah sosok Parwito yang dikenal telah membina masyarakat Desa Tani Harapan sejak September 2020 lalu hingga sekarang. Disebut pembinaan karena merupakan tanggung jawab sosial perusahaan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar daerah tambang.
Namun tak sekedar pemberdayaan semata, Parwito telah menyatu menjadi bagian dari masyarakat Desa Tani Harapan. Berbagai program PPM telah dilakukan di 3 Desa sekitar yakni Desa Tani Harapan, Desa Teluk Dalam dan Desa Batuah. Salah satu program PPM yang menorah kesuksesan berkat binaan Parwito adalah Kelompok Peternak Madu Kelulut ASLI (Alami Sehat dan Lestari).
“Kelompok Peternak Madu Kelulut dibentuk pada September 2020” kata Jumabir selaku ketua kelompok ternak madu kelulut. “Sebelum kedatangan Pak Parwito, kami masing-masing hanya berdiri sendiri tanpa adanya kelompok dan perkembangan yang signifikan, namun setelah kedatangan Pak Parwito dia bentuk kelompok ternak, dibuatkan label, dibelikan botol dan dia juga yang bantu memasarkan madu kelulut, dia juga yang beri pengalaman yang tak ternilai” lanjutnya bercerita.
Baca Juga: Mujiono, Meraup Keuntungan dari Pemanfaatan Limbah Industri Mebel
Awalnya budidaya Madu Kelulut (Trigona) di Dusun Tani Baru Desa Tani Harapan Kec. Loa Janan Kab. Kutai Kartanegara dimulai sejak Januari 2020 yang dirintis oleh Pak Jumabir Warga RT 12 dengan mengambil beberapa sarang lebah di hutan yang bersarang di pohon mati kemudian dipotong dan dipindahkan ke pekarangan rumah. Hingga kini Pak Jumabir sudah memiliki kurang lebih 21 sarang.
Seiring permintaan madu semakin meningkat dan harga yang cukup bagus membuat tetangga kanan kirinya terinspirasi untuk melakukan hal yang sama dan hingga kini jumlah total yang sudah memelihara sebanyak 12 orang dengan sarang/koloni 88 buah.
Untuk mengakomodasi warga yang memelihara semakin banyak maka dibentuk wadah yaitu Kelompok Peternak Madu Kelulut (Trigona) yang diberi nama “ ASLI “ (Alami Sehat dan Lestari) pada tanggal 20 September 2020. Pembentukan Kelompok ini difasilitasi oleh PT Kutai Energi dalam Program Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Perusahaan membantu memfasilitasi mulai dari pendampingan di lapangan, alat penyedot, botol kemasan, label/stiker, P-IRT dan pemasaran produk
“Kapan saja kita membutuhkan bantuan, begitu kita panggil, pasti beliau langsung datang” kata Ibu Sutra – Pengelola UMKM Madu Kelulut, Desa Tani Harapan. “Andaikan tidak ada Pak Parwito saat itu, mungkin ternak madu kelulut ini tidak akan bisa berkembang,” Jumabir – Ketua Kelompok Ternak Madu Kelulut, Desa Tani Harapan.
Sosok Parwito, memang sudah seperti keluarga mereka sendiri. Saat panen buah-buahan atau ikan Parwito kerap dipanggil untuk menikmati hasil kebun dan ternak dari Desa Tani Harapan. “Pokoknya kalau habis berkunjung kesini itu rasanya perut kenyang, ditambah pas mau balik ke kantor pasti dibawakan berbagai macam buah atau hasil kebun/ternak lainnya dari warga. Sampai kantor sore, tinggal tidurnya haha” canda Parwito.Pak Parwito tentu tak berjuang sendiri, dibalik sosoknya yang ramah dan peduli terhadap sekitar ada motto dari PT. Kutai Energi yang selama ini terus mengalaminya dalam bekerja.
“Jadi motto kami itu, lakukan hal kecil dengan cara yang besar. Kalau orang bilang sekarang itu lakukan dengan semangat, professional, sepenuh hati, totalitas, kalua orang jawa bilang sampai getih, sampai tuntas. Sebenarnya kuncinya itu harus mau turun ke masyarakat langsung, kalua tidak ya seperti kenyataan yang sering kita lihat banyaknya masyarakat yang demo ke perusahaan dll. Kalau sudah turun ke masyarakat kita jadi tau apa masalah mereka, bagaimana situasi mereka sehingga kita bisa memberi solusi yang tepat untuk masyarakat. Kalau Cuma duduk di kantor itu tidak akan menyelesaikan masalah” Ungkap Parwito dalam mengakhiri ceritanya dalam menjalankan program PPM dari perusahaannya.
Discussion about this post