GoCSRKaltim.Pada Desember 2022 lalu, Kaltim mencatatkan inflasi di bawah rata-rata nasional. Dimama berdasarkan data BPS, Kaltim mencapatkan inflasi 5,35 persen year on year (yoy).
Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional pada periode yang sama dengan nilai 5,51 persen.
Kepala Kanwil Bank Indonesia Kaltim, Ricky Perdana Gozali, menyebut Inflasi Kaltim sebesar 5,35 persen disebabkan dari peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Sedangkan kelompok pengeluarannya, capaian inflasi disebabkan oleh peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau.”Tekanan inflasi tersebut tertahan di tengah deflasi kelompok transportasi,” katanya pada awak media, Selasa (3/1) kemarin.
Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,54 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya dengan capaian inflasi 0,05 persen (mtm). Peningkatan harga utamanya terjadi pada komoditas cabai rawit, beras, tomat, dan telur ayam ras.
“Peningkatan harga pada komoditas harga pangan seiring dengan tingginya permintaan untuk menyambut Natal 2022 dan tahun baru 2023,” bebernya.
Selain itu, peningkatan harga pangan khususnya komoditas hortikultura didorong oleh seasonal curah hujan yang tinggi dan selesainya puncak panen.
Tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga pada kelompok transportasi. Kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar 0,13 persen (mtm), lebih dalam dibandingkan deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,07 persen (mtm).
Penurunan harga tersebut disebabkan oleh pembukaan beberapa rute penerbangan dari dan ke daerah Kaltim.
Selain itu, capaian deflasi kelompok transportasi juga disebabkan oleh normalisasi dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM terhadap beberapa komoditas pada kelompok transportasi.
Dalam rangka menjaga keterjangkauan harga telah dilakukan operasi pasar/pasar murah selama Desember 2022 oleh TPID Kaltim maupun oleh TPID Kabupaten/Kota yang dilaksanakan serentak maupun secara mandiri.
Ricky menjelaskan, pihaknya telah melaksanakan penyerahan bantuan sosial dan pelepasan operasi pasar sebagai bentuk realisasi Dana Transfer Umum (DTU) senilai Rp 40 miliar.
Penguatan komunikasi efektif juga terus digencarkan antara lain melalui koordinasi high level, koordinasi teknis, serta sosialisasi dan implementasi gerakan tanam cabai di pekarangan kepada masyarakat Kaltim.
“Inflasi yang terkendali diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur menuju masyarakat yang sejahtera,” pungkasnya. (bom)
Discussion about this post