GoCSRKaltim – Pulau Kakaban di kawasan Kepulauan Derawan Kabupaten Berau merupakan salah satu surga tersembunyi dan ikon wisata dari Benua Etam. Tak hanya disuguhi pemandangan bahari yang mengagumkan, tetapi Pulau Kakaban menyimpan harta karunnya tersendiri.
Di pulau ini, menjadi rumah bagi ubur-ubur yang tidak menyengat, berbeda dengan ubur-ubur lainnya, dan ini menjadi salah satu keunikan yang bisa dihitung jari di Indonesia hingga dunia.
Tetapi, baru-baru ini, ubur-ubur tidak menyengat itu tiba-tiba menghilang dari Pulau Kakaban , dan menjadi pertanyaan para wisatawan terutama mereka yang biasa berinteraksi dengan hewan tersebut. Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau langsung mengambil langkah serius.
Pemkab Berau akan menutup salah satu lokasi wisata unggulan, yakni Pulau Kakaban. Akses masuk ke danau tersebut ditutup, gegara menghilangnya ubur-ubur langka di titik pintu masuk utama menuju Danau Kakaban.
Keputusan tersebut didapatkan dari hasil rapat tim koordinasi, antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), BKSDA Kaltim dan anggota tim lainnya, di Disbudpar Berau, Rabu (27/12/2023).
Saat dikonfirmasi usai rapat, Kepala Disbudpar Berau Ilyas Natsir, menyatakan ditutupnya lokasi wisata tersebut lantaran pihaknya bakal mendorong penelitian lebih lanjut terkait kondisi objektif yang terjadi di dalam danau tersebut.
Demi mendukung penelitian tersebut, pihaknya bakal melibatkan peneliti dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).
Rencananya, tim bakal terjun langsung ke Danau Kakaban, untuk mengambil sampel air dan ubur-ubur untuk jalani uji laboratorium.
“Jadi, kami tutup sementara. Ini demi kelangsungan hidup biota laut, ubur-ubur langka itu,” ujar Ilyas.
Dijelaskan, dari data sementara didapati perubahan suhu air yang membuat ubur-ubur mencari lokasi akar pohon bakau alias mangrove untuk berteduh dan berenang.
Kemudian, curah hujan yang tinggi diduga menjadi penyebab tingkat keasaman air danau jadi meningkat.
Terakhir, masalah wisatawan yang tidak tertib untuk membasuh diri sebelum berenang di danau tersebut.
Walhasil, bahan kimia yang berasal dari sun blok, bahan kimia dari make up lainnya, menyatu dengan air dan mengakibatkan kualitas air jadi berkurang.
“Tapi ini kami teliti dulu lebih lanjut,” ucapnya.
Ilyas menegaskan, pihaknya tidak tahu sampai kapan danau tersebut ditutup dari kunjungan wisatawan. Sebab, pihaknya memastikan terlebih dahulu hasil penelitian dikeluarkan oleh tim YKAN.
“Nah, itu yang belum dapat kami pastikan. Yang jelas, bila kondisi sudah stabil, Kakaban kami akan buka kembali,” ujarnya.
Ihwal rencana penutupan, pihaknya bakal menerbitkan surat edaran ke masyarakat “Bumi Batiwakkal” dan agen perjalanan. Surat tersebut akan diterbitkan pada Kamis (28/12/2023).
“Suratnya kami edarkan besok. Setelah ditandatangani oleh bupati, wabup dan sekda,” tutur Ilyas.
Pihaknya mengutarakan permohonan maaf kepada wisatawan yang telah berencana berkunjung ke Danau Kakaban, khususnya yang telah memesan tiket jauh hari.
Dia meminta, para agen perjalanan dapat mengalihkan paket wisata ke lokasi wisata lainnya yang masih berada di kawasan Pulau Maratua.
“Kami mohon maaf untuk ketidaknyamanan ini. Ini demi menjaga habitat ubur-ubur langka yang jadi primadona di Kakaban,” tutur Ilyas.
Disadur dari Berauterkini.com
Discussion about this post