GoCSRKaltim. PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) akan membagikan dividen final untuk tahun buku 2022 senilai total US$800 juta atau setara Rp11,8 triliun (kurs Jisdor Rp14.751 per dolar AS) pada bulan depan.
Emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong tersebut memutuskan pembagian dividen US$800 juta dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis (27/4/2023).
Direktur BYAN Jenny Quantero mengatakan total dividen BYAN yang akan dibagikan untuk tahun buku 2022 sejumlah US$1,8 miliar, di mana US$1 miliar telah dibagikan BYAN sebagai dividen interim pada Januari lalu.
Saat itu dibagikan US$0,030 per saham. Untuk finalnya kami bagikan US$800 juta lagi, atau setara US$0,024 per saham,” kata Jenny di Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Jenny menuturkan dividen BYAN akan dibagikan sesuai dengan peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI), paling lama 30 hari setelah RUPS.
“Jadi harapannya bulan depan,” ucap Jenny
Apabila mengacu pada kurs Jisdor kemarin, maka dividen per saham yang akan dibagikan oleh BYAN adalah sebesar Rp354,024 per saham.
Sebagaimana diketahui, BYAN mencetak laba bersih sebesar US$2,17 miliar atau setara Rp33,6 triliun sepanjang 2022. BYAN membukukan pendapatan sebesar US$4,7 miliar atau setara Rp72,6 triliun, meningkat 64,91 persen dibanding 2021 yang sebesar US$2,85 miliar.
Dengan laba bersih dan total dividen tersebut, maka dividen payout ratio BYAN diperkirakan sebesar 82,9 persen dari laba bersih 2022.
Dalam materi presentasinya, manajemen BYAN menyebutkan panduan produksi batu bara BYAN untuk tahun 2023 ini adalah 42 juta ton hingga 48 juta ton.
Target produksi ini meningkat 23,4 persen dari realisasi produksi batu bara BYAN pada 2022 yang mencapai 38,9 juta ton.
Selain produksi, BYAN juga memberikan panduan untuk volume penjualan batu bara yang mencapai 42 juta ton hingga 48 juta ton, dengan harga jual rata-rata yang diperkirakan berada pada kisaran US$80 hingg 90 per ton.
Sementara itu, rasio pengupasan tanah 4,0 ke 4,5:1, dengan belanja modal yang disiapkan sebesar US$220 juta hingga US$250 juta pada tahun ini.
Discussion about this post