GoCSRKaltim.Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan,Susanto August Satria, mengatakan bahwa pihaknya mengakui penyaluran elpiji bersubsidi 3 kilogram ke tengah masyarakat masih tidak tepat sasaran. Seperti halnya yang terjadi di Kalimantan. Ke depan pembelian elpiji bersubsidi itu bakal melalui aplikasi, agar benar-benar tepat sasaran. Di antaranya menggunakan MyPertamina.
Penyaluran elpiji bersubsidi tidak tepat sasaran itu diketahui dari evaluasi yang dilakukan. Di antaranya oleh Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan.
“Jadi untuk elpiji, dari evaluasi-evaluasi kita lihat ada penyalurannya yang tidak tepat. Ada yang borong banyak. Saya lihat yang seperti itu kan laporannya,” ungkapnya
Dari evaluasi itu Pertamina membuat kesimpulan, diperlukannya pemberlakuan satu sistem distribusi yang bisa dikontrol secara bersama-sama.
“Sekarang kan pakai KTP? Itu bisa berjalan. Tapi seperti kita ketahui masih ada beberapa yang membeli 5 sampai 10 tabung. Ini yang jadi laporan ke kami,” terangnya.
Sehingga di beberapa daerah di Indonesia, yang sudah ada yang dilakukan sebagai percontohan agar dilakukan distribusi tertutup. Artinya orang yang benar membutuhkan gas elpiji 3 kilogram yang akan dilayani.
Nantinya, cara itu akan kembali menggunakan platform digital MyPertamina atau platform lainnya. Dengan demikian era teknologi digitalisasi memang sudah tidak bisa dihindari lagi.
“Tapi intinya akan seperti itu, ya sistem digitalisasi. Untuk daerah di Kalimantan belum ada yang mulai. Untuk Kalimantan Timur soon (segera) lah, sudah disusun,” tutupnya. (bom)
Discussion about this post