GoCSRKaltim – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan telah berhasil meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah (kilang) dari sebelumnya 260 ribu barel per hari (bph) menjadi 360 ribu bph.
Corporate Secretary PT KPI Hermansyah Y. Nasroen menjelaskan, perusahaan telah berhasil menuntaskan revamping fasilitas Crude Distillation Unit (CDU) Kilang Balikpapan.
Dengan demikian, sejak pertengahan Mei 2024 ini perusahaan telah berhasil menaikkan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 100 ribu bph menjadi 360 ribu bph.
Namun demikian, untuk keseluruhan proyek RDMP Balikpapan baru akan tuntas pada 2025 mendatang.
Dia menjelaskan, Kilang Balikpapan ini memiliki dua unit pengolahan minyak mentah (CDU). Namun, untuk proses revamping atau peningkatan kapasitas, hanya dilakukan pada satu unit CDU, yakni CDU IV. Selama proses revamping atau penyambungan dengan fasilitas/unit baru ini, operasional CDU IV dihentikan sementara sejak Maret 2024.
Adapun kapasitas CDU IV mulanya 200 ribu bph. Namun sejak pertengahan Mei 2024, ketika revamping tuntas, kapasitas CDU IV ini meningkat menjadi 300 ribu bph.
Sedangkan untuk operasional CDU V berkapasitas 60 ribu bph tetap beroperasi normal dan tidak dihentikan sama sekali.
“Kapasitas terpasang 300 ribu bph untuk CDU IV sejak pertengahan Mei,” ungkap Hermansyah kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/5/2024).
“Kemarin selama revamp, CDU V beroperasi terus. Yang di-revamp CDU IV. Jadi secara total ya sudah 360 ribu bph,” ujarnya.
Dengan peningkatan kapasitas menjadi 360 ribu bph ini, maka artinya Kilang Balikpapan ini menjadi kilang pengolahan minyak dengan kapasitas terbesar di Tanah Air. Kapasitas Kilang Balikpapan telah melampaui kapasitas Kilang Cilacap, Jawa Tengah, yang saat ini mengolah minyak mentah sebesar 345 ribu bph.
Selain menaikkan kapasitas pengolahan minyak, nanti akan ada tambahan produksi produk petrokimia hingga 225 ribu ton per tahun.
“Jadi tahun 2024 ini akan ada beberapa milestone. Pertama kapasitas naik jadi 360 ribu bph, lalu pembangunan unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) dan berikutnya gasoline block. In shaa Allah 2025 selesai secara keseluruhan,” kata Hermansyah.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menjelaskan, selain meningkatkan kapasitas kilang minyak, ini juga akan meningkatkan kualitas BBM setara standar Euro 5.
Dengan standar Euro 5, maka konten sulfur akan berkurang hingga 99% dari awalnya sebanyak 2.500 ppm menjadi 10 ppm.
“Kemudian ujungnya memang di 2025. Sehingga nanti produk dari Kilang Balikpapan itu akan memenuhi kualitas Euro 5. Artinya 10 ppm sulfurnya,” kata Taufik.
Pada tahun 2024 ini, Taufik menargetkan dua milestone atau tonggak pencapaian besar mega proyek RDMP Balikpapan tuntas. Kedua milestone tersebut di antaranya, peningkatan kapasitas kilang atau revamping CDU.
“Nah itu Insya Allah nanti di akhir April ini selesai, sehingga mulai bulan Mei kita bisa mulai ada tambahan produksi,” kata Taufik.
Milestone berikutnya yakni pembangunan unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) untuk meningkatkan profitabilitas kilang melalui pengolahan residu menjadi produk bernilai tinggi di Kilang Balikpapan. Adapun proyek ini diharapkan mulai beroperasi pada tahun ini.
“Artinya semua proses kita processing lagi baik itu untuk gasoline maupun untuk gas oil, serta ada LPG dan polipropilen. Nah itu yang milestone kedua,” katanya.
Disadur dari CNBC Indonesia
Discussion about this post