GoCSRKaltim – PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mengumumkan pedoman kinerja yang akan dikejar pada tahun 2024. Dari sisi bisnis, emiten batubara milik konglomerat Low Tuck Kwong ini mengincar pendapatan sekitar US$ 3,3 miliar-US$ 3,6 miliar pada tahun ini.
Target tersebut tak jauh berbeda dari pendapatan yang diraih BYAN pada tahun lalu. Merujuk laporan keuangan yang rilis di Bursa Efek Indonesia, Senin (4/3), sampai dengan 31 Desember 2023 BYAN meraup pendapatan sebesar US$ 3,58 miliar.
Pendapatan BYAN anjlok 23,83% dibandingkan tahun sebelumnya (Year on Year/YoY) yang kala itu mencapai US$ 4,70 miliar. Penurunan top line ini turut memangkas posisi bottom line tahun 2023. BYAN meraih laba bersih sebesar US$ 1,23 miliar pada tahun lalu.
Sebagai gambaran saja, jika dikonversi memakai kurs saat ini Rp 15.740 per dolar Amerika Serikat, maka laba bersih BYAN tahun 2023 setara Rp 19,49 triliun. Secara tahunan, keuntungan BYAN ambles 43,3% ketimbang laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2022 sebesar US$ 2,17 miliar.
Merujuk materi publik yang disampaikan manajemen BYAN, penurunan kinerja keuangan tahun lalu tak lepas dari merosotnya harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) batubara. ASP yang diperoleh BYAN pada tahun 2023 tercatat sebesar US$ 75,8 per metrik ton.
Level ASP BYAN pada tahun 2023 ambles sebanyak 35,7% dibandingkan ASP tahun 2022 yang berada di level US$ 117,9 per metrik ton. Sedangkan pada tahun ini, BYAN mengestimasikan harga jual rata-rata akan berada di level US$ 60 – US$ 65 per metrik ton.
Dari sisi operasional, BYAN menargetkan volume produksi batubara bisa mencapai 55 juta – 57 metrik ton untuk tahun 2024. BYAN membidik penjualan batubara pada level volume yang sama dengan tingkat produksi.
Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2023 BYAN memproduksi 49,7 juta metrik ton, naik 27,76% ketimbang produksi 38,9 juta metrik ton pada 2022. Volume penjualan batubara BYAN juga meningkat, naik 18,29% dari 39,9 juta metrik ton menjadi 47,2 juta metrik ton pada 2023.
Penjualan batubara BYAN dominan dipasarkan ke Filipina degan porsi 31%, Indonesia (25%), Korea Selatan (10%), China (8%), India (7%), Malaysia (6%), Bangladesh (6%) dan lainnya (7%).
Dari sisi belanja modal (capex), BYAN menyiapkan dana sekitar US$ 230 juta – US$ 260 juta pada tahun 2024. Adapun, pada tahun lalu BYAN menyerap capex sebesar US$ 219,9 juta dari alokasi anggaran sebanyak US$ 249,2 juta.
Pada awal perdagangan hari ini, Selasa (5/3), harga BYAN dibanderol pada level Rp 19.450 per saham. Kemarin (4/3), saham BYAN turun 0,26%. Secara year to date, harga saham BYAN bergerak landai dengan mengakumulasi pelemahan 2,26%.
Disadur dari Investasi Kontan
Discussion about this post