GoCSRKaltim – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bersama anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC), terus menunjukkan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan dengan menyediakan habitat baru bagi orang utan melalui reklamasi lahan pascatambang. Upaya ini tidak hanya menyoroti pentingnya konservasi satwa yang dilindungi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati.
Orang Utan: Penjaga Keseimbangan Ekosistem
Orang utan, sebagai umbrella species, memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Manager Environment KPC, Kiagus Nirwan, menjelaskan bahwa satwa ini berperan sebagai penyebar biji-bijian yang membantu regenerasi hutan.
“Dari penelitian feces orang utan, ditemukan bahwa satwa ini mampu memunculkan 14 jenis tanaman. Ini membuktikan betapa pentingnya orang utan sebagai satwa endemik yang mendukung keberlanjutan hidup spesies lain,” ungkap Nirwan di sela kegiatan Festival LIKE 2 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Reklamasi Lahan untuk Habitat Nyaman Orang utan
Reklamasi tambang oleh KPC bertujuan untuk merestorasi dan merehabilitasi lahan pascatambang agar kembali mendukung kehidupan. Setiap hektar lahan yang direklamasi ditanami 833 bibit tanaman dari 16 jenis, dengan 20% di antaranya berupa tanaman pakan yang disesuaikan untuk kebutuhan satwa liar, termasuk orang utan.
“Reklamasi dilakukan secara ekspansif untuk memastikan habitat baru bagi orang utan. Kami juga memiliki tim penyelamat satwa yang siap 24 jam, termasuk dokter hewan dan satgas khusus, untuk menangani konflik atau translokasi orang utan jika diperlukan,” lanjut Nirwan.
Hingga saat ini, tim penyelamat KPC telah berhasil melakukan translokasi 151 individu orang utan ke habitat yang lebih aman. Selain itu, monitoring berkala menggunakan drone dan citra satelit dilakukan untuk memastikan keberlanjutan populasi orang utan di area konsesi KPC.
Populasi Orang Utan di Kawasan Operasional KPC
Di wilayah operasional KPC, yang meliputi Sangatta dan Bengalon, terdapat sekitar 400-500 individu orang utan. Kawasan ini diapit oleh dua wilayah konservasi penting, yaitu Taman Nasional Kutai dan kawasan mangrove di sepanjang pesisir Pantai Selat Makassar.
“Lokasi strategis ini menjadikan wilayah kami sebagai penyangga keanekaragaman hayati. Kami bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Kutai, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan untuk menjaga kawasan tersebut,” jelas Nirwan.
Upaya Kolaboratif untuk Keberlanjutan
Melalui reklamasi, pengkayaan habitat, serta kerja sama lintas sektor, KPC memastikan bahwa proses tambang tidak hanya memberikan nilai ekonomi tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Monitoring yang berkelanjutan menjadi indikator keberhasilan reklamasi tambang sebagai habitat baru bagi orang utan dan satwa lainnya.
Dengan komitmen ini, PT Bumi Resources dan KPC tidak hanya menjaga kelestarian satwa dilindungi, tetapi juga memastikan masa depan ekosistem hutan yang menjadi warisan penting bagi generasi mendatang. (ARD)
Discussion about this post