GoCSRKaltim – Komunitas Samarinda Book Party, cabang dari Indonesia Book Party, resmi menginjak usia satu tahun pada 3 Maret 2025. Sejak berdiri, komunitas ini konsisten menjadi motor penggerak literasi di Kota Samarinda, sekaligus ruang berkumpul bagi para pecinta buku dari berbagai kalangan.
Tidak hanya menjadi tempat membaca, Samarinda Book Party berhasil membuat aktivitas membaca menjadi budaya kolektif. Setiap pekan, puluhan warga Samarinda berkumpul di ruang-ruang publik untuk membaca bersama, berdiskusi, hingga bertukar buku. Kegiatan ini mengubah stigma bahwa membaca hanyalah aktivitas sunyi, menjadi pengalaman sosial yang menyenangkan dan inklusif.

Meriahkan Satu Tahun, Samarinda Book Party Gelar Festival “Distrik Literasi”
Sebagai puncak perayaan satu tahun eksistensi, Samarinda Book Party menggelar festival literasi bertajuk Distrik Literasi dengan tema Satu Tahun Seribu Cerita. Acara ini berlangsung pada Sabtu, 26 April 2025, di Mahakam Lampion Garden, dan sukses menarik perhatian masyarakat.
Berbagai rangkaian acara mewarnai perayaan tersebut, mulai dari Talkshow Literasi bersama sastrawan Kaltim Syafruddin Pernyata dan pegiat sastra-teater Endry Paijo Sulistyo, hingga sesi Panggung Ekspresi yang menghadirkan 16 penampil dari berbagai komunitas. Tidak hanya membaca puisi dan cerpen, peserta juga menampilkan musikalisasi puisi, stand-up comedy, hingga pertunjukan musik dari band lokal Paradigma dalam mini konser literasi.
Tak ketinggalan, lapak baca dan pameran buku turut hadir, memperkaya pengalaman pengunjung dalam menyelami dunia literasi.
Komunitas Baca Samarinda Diapresiasi Pemerintah
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Marthen Rumana, mewakili Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kaltim. Dalam sambutannya, Marthen mengapresiasi peran Samarinda Book Party dalam membangun ekosistem literasi hidup di ruang publik.
“Literasi bukan hanya milik institusi, tetapi milik kita bersama. Kehadiran komunitas seperti Samarinda Book Party memperlihatkan bahwa membaca bisa menjadi budaya masyarakat, bukan sekadar kegiatan individual,” tegas Marthen.
Ia menambahkan bahwa penguatan budaya baca di Samarinda membutuhkan sinergi antara komunitas, pemerintah, serta seluruh elemen masyarakat. Distrik Literasi menjadi contoh nyata kolaborasi tersebut.

Literasi Samarinda: Optimisme Baru di Tengah Tantangan
Ketua Panitia Distrik Literasi, Irsa Nuruzzahra Latifah, mengungkapkan rasa bangganya terhadap perkembangan komunitas yang terus tumbuh dan memberi warna baru dalam dunia literasi Samarinda.
Sementara itu, Rahman, salah satu inisiator Samarinda Book Party, mengaku bersyukur komunitas ini mampu bertahan melewati tantangan tahun pertama. Ia optimistis semangat literasi akan terus menyala.
“Selama masih ada orang-orang yang mencintai buku di Samarinda, komunitas ini tidak akan pernah mati,” ujar Rahman.
Ia menambahkan, usia setahun ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang membangun budaya literasi yang kuat di Kota Tepian.
Meningkatkan Minat Baca di Samarinda
Dengan kehadiran Samarinda Book Party dan kegiatan seperti Distrik Literasi, geliat minat baca di Samarinda kini semakin hidup. Komunitas ini membuktikan bahwa membaca buku tidak harus selalu dilakukan dalam kesendirian, tetapi bisa menjadi aktivitas sosial yang menyenangkan di ruang-ruang terbuka.
Komunitas baca Samarinda ini diharapkan terus berkembang, menjadi inspirasi bagi kota-kota lain dalam membangun budaya literasi berbasis komunitas. Dengan semangat kolaborasi dan cinta akan pengetahuan, literasi di Kalimantan Timur akan terus tumbuh dan menyala. (Adv)
Discussion about this post