Diposting oleh Redaksi G-Smart.ID
Sangatta – Masih dalam rangkaian hari jadi Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang ke 22, PT Kaltim Prima Coal (KPC) kembali melanjutkan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Kali ini berupa Peresmian Pusat Pembibitan Unggas Lokal Kutai Timur, yang dibangun pada lahan pascatambang D2 Murung, samping Peternakan Sapi Terpadu (PESAT), Kabo Jaya.
Pusat Pembibitan Unggas Lokal ini telah dirintis sejak tahun 2019 lalu, melalui MoU antara KPC dengan Pemkab Kutim benomor L026/ESD/BCRD/III/2017. Acara peresmian berlangsung di Kawasan Pusat Pembibitan Unggas Lokal, D2 Murung, samping PESAT, Rabu (13/10/2021).
Dalam kegiatan ini hadir Bupati Kutim Drs H. Ardiansyah Sulaiman M.Si, Wakil Bupati Kutim Dr H Kasmidi Bulang ST MM, Chief Operating Officer (COO) Muhammad Rudy, General Manager External Affairs and Sustainable Development (ESD) Wawan Setiawan, Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Rofik ST MT, Sekretaris Himpunan Peternak Unggas Lokal (HIMPULI) Kaltim Andrie Yuniarsa dan PT Yakin Sukses Bersama (YSB) selaku operator lapangan.
Dalam sambutannya Bupati H. Ardiansyah Sulaiman mengatakan, peresmian Pusat Pembibitan Unggas Lokal KPC, ibarat mendapat durian montong jatuh. Sebab bukan hal mudah bisa membangun Pusat Pembibitan Unggas Lokal (breeding farm). Sangat berliku-liku dan bahkan ada mafia dan lainnya.
“Program saya adalah membangun masyarakat ternak mandiri. Namun tantangannya macam-macam, termasuk ada mafia dan lainnya. Karena itu adanya breeding farm KPC ini, serasa kejatuhan durian montong. Alhamdulillah ini sebagai salah satu sarana agar masyarakat bisa mengembangkan peternakan ayam kampung. Saya meyakini ini akan menjadi Pusat Pembibitan yang sukses dan besar,” kata Ardiansyah.
Apresiasi yang sama disampaikan juga oleh H. Rofik ST MT, dari Dinas Peternakan Kaltim. “Sungguh apresiasi yang luar biasa, sebab membangun breeding farm ini tidak mudah. Kami sudah mencanangkan ini sejak lama, nanum belum terealisasi. Alhamdulillah, kami ucapkan terima kasih kepada KPC, dan memang ini satu-satunya di Kaltim,” ujar Rofik.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal HIMPULI Kaltim Andrie Yuniarsa mengakui selama ini peternak mendapat DOC yang mahal dan juga langka karena100 persen DOC disuplai dari luar Kaltim.
“Breeding farm ini adalah cita-cita kami dan alhamdulillah KPC bisa menyediakannya,” ucap Andrie.
Sedangkan Chief Operating Officer (COO) KPC Muhammad Rudy mengatakan, sudah lama mengidam-idamkan adanya Pusat Pembibitan Unggas Lokal dan baru terealisasi saat ini. Dirinya yakin jika ini di kembangkan bisa menjadi ujung tombak perekonomian Kutai Timur. Rudy mengajak semua stakeholders peternakan agar bersama-sama meningkatkan produksi unggas lokal.
“Mari kita kerjasama untuk meningkatkan produksi unggas lokal. Apalagi Ibukota Negara di Kaltim, Semoga nanti Kutim bisa menjadi sentra ayam kampung saat IKN sudah ada,” ajak Rudy.
Pembangunan Pusat Pembibitan Unggas Lokal Kutai Timur adalah jawaban atas persoalan kelangkaan serta mahalnya DOC yang dibeli para peternak Kutai Timur. GM ESD Wawan Setiawan mengatakan, komitmen CSR KPC untuk menghadirkan bibit unggas lokal (ayam kampung) yang terjangkau oleh peternak Kutim.
“Menurut hitungan kami, keberadaan Pusat Pembibitan Unggas Lokal ini bisa menekan harga DOC antara 30-40 persen di tingkat peternak. Ini tentu nilai yang sangat besar, sehingga kami harapkan usaha peternakan di masyarakat bisa memberi keuntungan lebih tinggi, sehingga masyarakat bisa mandiri dan sejahtera,” harap Wawan.
Ditambahkannya, peresmian breeding farm ini menjadi kado istimewah bagi ulang tahun ke 22 Kutai Timur. “Kami jadikan program ini sebagai kado istimewah bagi ulang tahun ke 22 Kutai Timur,” kata Wawan.
Pembangunan Pusat Pembibitan Unggas Lokal sendiri telah menelan biaya CSR KPC mencapai Rp 3,2 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun sarana dan prasarana berupa dua unit kandang masing-masing berkapasitas 3000 ekor indukan, satu unit hatchery (tempat pengeraman dan penetasan), tiga mesin pengeraman dan satu mesin penetasan berkapasitas 10 ribu butir telur.
Kawasan seluas satu hektar itu juga dilengkapi dengan satu unit bangunan untuk perkantoran dan gudang pakan, dan dua unit fasilitas biosecurity. Pada program ini, KPC akan bekerjasama dengan dengan Yayasan Sangatta Baru (YSB), PT Yakin Sukses Bersama, dan PT Sumber Ungas Indonesia.
GM ESD KPC Wawan Setiawan menambahkan, jenis ayam yang dikembangkan di kawasan Pusat Pembibitan Unggas Lokal KPC adalah Ayam Sentul dengan sertifikasi Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Indonesia. Pada dua kandang ini, akan dikembangkan 6000 ekor indukan dengan target bisa mencapai produksi 20 ribu ekor DOC per bulan.
Menurut data HIMPULI Kaltim, kapasitas produksi 20 ribu tersebut, bisa memenuhi 30 persen kebutuhan DOC Kaltim per bulan, yang dapat mencapai 80 ribu ekor.
Discussion about this post