GoCSRKaltim – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Balikpapan dilaporkan mengalami kekosongan stok bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax selama dua hari terakhir. Warga yang biasa menggunakan BBM non-subsidi tersebut terpaksa beralih ke Pertalite atau membeli bensin eceran.
Kondisi ini dirasakan langsung oleh Yunas Wijaya (29), warga Kelurahan Gunung Guntur. Sejak Minggu (18/5/2025), ia kesulitan menemukan SPBU yang menyediakan Pertamax.
“Saya sudah putar ke tiga SPBU. Motor sempat mogok di jalan karena bensin habis, terpaksa dorong sekitar setengah kilometer sampai akhirnya ketemu penjual eceran, itu pun tinggal satu liter,” ujarnya, Senin (19/5/2025).
Di SPBU Gunung Guntur, antrean kendaraan tampak mengular hingga setengah kilometer. Namun, para pengemudi harus gigit jari setelah diinformasikan bahwa Pertamax tak tersedia. Banyak yang akhirnya memilih membubarkan diri.
Keluhan serupa juga datang dari Ardiawan (34), karyawan perusahaan penyedia layanan internet. Ia terpaksa mengisi Pertalite untuk mobil operasional kantornya, meski perusahaan mewajibkan penggunaan Pertamax.
“Spesifikasi mobil memang disarankan pakai Pertamax. Kami juga tidak boleh mengisi BBM bersubsidi. Kalau Pertamax habis begini, bisa jadi malah melanggar aturan,” ujarnya kesal.
Manajer SPBU 64.761.17 Gunung Guntur, Randy Faisal, membenarkan tidak adanya pasokan Pertamax selama dua hari terakhir.
“Biasanya kami menerima 8 kiloliter Pertamax per hari, tapi sejak dua hari ini sama sekali tidak ada kiriman dari Pertamina. Dari informasi yang saya peroleh, hampir semua SPBU di Balikpapan mengalami hal yang sama,” ujarnya.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Pertamina terkait penyebab terganggunya distribusi BBM non-subsidi tersebut. Randy berharap ada penjelasan segera agar pihak SPBU bisa memberikan kepastian kepada konsumen.
Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun, belum memberikan pernyataan rinci. Melalui pesan singkat, ia hanya menyebutkan, “Kami akan sampaikan siaran pers resmi secepatnya. Mohon bersabar.”
Sementara itu, Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, mengaku terkejut mendengar kelangkaan Pertamax di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa Pemkot akan segera melakukan koordinasi dengan Pertamina untuk mengetahui akar permasalahan.
“Kami juga sudah tugaskan tim dari Bagian Ekonomi Setkot Balikpapan untuk meminta informasi langsung ke Pertamina. Kami tidak ingin menyampaikan informasi yang keliru kepada masyarakat,” kata Bagus saat meninjau lokasi Bendali Ampal Hulu, Senin (19/5).
Bagus juga menambahkan bahwa Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat, Andi Muhammad Yusri Ramli, turut dilibatkan dalam proses pencarian informasi terkait krisis distribusi Pertamax ini.
Meskipun Balikpapan dikenal sebagai lokasi Kilang RU V, salah satu kilang pengolahan minyak terbesar di Indonesia, krisis BBM ini tetap terjadi. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar di tengah publik.
Merespons situasi ini, Pertamina akhirnya menyampaikan klarifikasi. Dalam pernyataannya, Edi Mangun menyebut keterlambatan distribusi sebagai penyebab utama terganggunya suplai Pertamax di Balikpapan.
“Stok Pertamax sebenarnya masih tersedia. Namun, dalam beberapa hari terakhir distribusinya mengalami keterlambatan karena adanya proses stock opname di Fuel Terminal Balikpapan. Selama proses ini, distribusi sementara dialihkan ke Terminal BBM Samarinda,” jelas Edi.
Ia juga mengungkapkan bahwa konsumsi harian Pertamax di wilayah Balikpapan dan Paser rata-rata mencapai 370 kiloliter. Lonjakan permintaan turut memperparah kelangkaan di sejumlah SPBU.
Pantauan di lapangan pada Senin sore (19/5), terlihat antrean panjang di SPBU 61-76102 Jalan Marsma R. Iswahyudi, Sepinggan. Dua truk tangki terlihat mengisi Pertamax Turbo dan Pertalite. Masing-masing kendaraan tersebut disebut berasal dari Banjarmasin dan Samarinda.
SPBU lain di kawasan MT Haryono juga melakukan pengisian Pertamax menggunakan pasokan dari luar kota.
Adit, seorang pengemudi ojek online, turut merasakan dampaknya. Ia mengaku pendapatannya menurun karena harus mengantre lama hanya untuk mendapatkan BBM.
“Sudah tiga hari ini susah cari bensin. Tadi saya antre satu setengah jam, otomatis enggak bisa narik,” katanya.
Menanggapi keresahan masyarakat, Pemkot Balikpapan dijadwalkan akan menggelar audiensi bersama Pertamina Patra Niaga pada Selasa (20/5). Pertemuan ini bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam soal keterlambatan pasokan dan mencari solusi konkret atas krisis energi yang sedang terjadi.
Disadur dari Kompas dan Kaltim Post




Discussion about this post