GoCSRKaltim – Animo masyarakat Indonesia terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sangatlah besar. Berbondong-bondong masyarakat menyerukan masing-masing dukungannay beserta edukasi seputar pemilu di berbagai media, tak luput juga media sosial.
Tetapi sayangnya, animo tinggi masyrakat terhadap pemilu ini ternyata juga diwarnai dengan penyebaran disinformasi (hoax).
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), menemukan sebanyak 1.292 disinformasi (Hoax) politik sepanjang tahun 2023.
Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho mengatakan, jumlah disinformasi politik di tahun ini lebih banyak dua kali lipat dibandingkan tahun 2019, yang mana ditemukan sebanyak 644 disinformasi.
Berdasarkan info yang di terima, jumlah disinformasi politik di tahun 2023 memang lebih banyak dibandingkan lima tahun sebelumnya, yang jumlahnya secara berurutan yakni 488, 644, 700, 428, dan 549. Persentase disinformasi politik tahun 2023 sebanyak 55.5 persen yang ditemukan Mafindo.
Selain menjadi yang tertinggi, juga memposisikan disinformasi politik kembali mendominasi topik disinformasi pasca Pemilu 2019. Pada masa pandemi, disinformasi politik sempat turun rata-rata di bawah 33 persen.
“Masifnya disinformasi politik mengganggu demokrasi di Indonesia, mengacaukan kejernihan informasi, dan dapat mengajak orang menolak hasil Pemilu. Karenanya upaya komprehensif perlu dilakukan, untuk mencegah dan menangani disinformasi untuk menjaga ekosistem informasi pemilu yang sehat dan kedamaian Pemilu,” jelasnya.
Menurutnya, dari banyaknya disinformasi yang beredar, platform Youtube menjadi tempat ditemukan disinformasi terbanyak yakni 44.6 persen.
Disinformasi juga ditemukan di Facebook (34.4 persen), Tiktok (9.3 persen), Twitter atau X (8 persen), Whatsapp (1.5 persen), dan Instagram (1.4 persen).
Hasil info yang di terima terhadap ujaran kebencian yang menarget kelompok rentan juga menunjukkan bahwa ujaran kebencian di media sosial meningkat menjelang hari pemungutan suara Pemilu 2024. Ditemukan 140 konten ujaran kebencian di Instagram, Facebook, dan TikTok selama September 2023.
Disadur dari Herald
Discussion about this post