Rabu, Oktober 15, 2025
  • Contact
  • About Us
Go CSR Kaltim
  • Home
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • Home
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • Contact
  • About Us
Go CSR Kaltim
No Result
View All Result
Home Masyarakat Harus Tahu

Baju Poko Aji: Ragam Simbol Warisan Budaya di Benuo Taka

Juni 8, 2024
in Masyarakat Harus Tahu
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

GoCSRKaltim – Baju Poko Aji merupakan busana yang dikenakan oleh pengantin Suku Paser, tidak hanya menjadi simbol pernikahan suci, tetapi juga merupakan warisan budaya yang diwariskan turun-temurun. Keindahan Baju Poko Aji kini kerap menghiasi pernikahan para mempelai Suku Paser di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), memperkaya tradisi dan memperkuat identitas budaya setempat.

Sejarah mencatat bahwa Kabupaten PPU dan Paser dulunya merupakan satu kesatuan wilayah. Karena itu, masyarakat Paser yang berada di PPU masih menjaga dan mengenakan pakaian ini yang juga diberikan sentuhan dan pemaknaan dari PPU itu sendiri. 

Baju Pengantin Pria

  1. Mahkota Junung Bulau: Mahkota kekuasaan yang biasanya dipakai oleh para raja. Sedangkan Junung sejenis butiran seukuran kelereng yang didalamnya terdapat butiran logam padat yang bila bisa menimbulkan bunyi-bunyian saat diguncang. Sedangkan Bulau artinya emas.
  2. Baju Poko Aji: Baju Poko Aji diambil dari kosakata Poko yang artinya utama dan terhormat sedangkan kata Aji artinya raja/bangsawan. Jika digabungkan maka arti busana Poko Aji adalah busana utama dan terhormat para raja/bangsawan.
  3. Bungo Setaman: Hampir semua busana pengantin adat yang ada di seluruh Nusantara ini hanya menggunakan bunga-bungaan sebagai pelengkap aksesoris pada busana pengantin adat mereka, sehingga untuk aksesoris pada Baju Poko Aji di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dimasukkan unsur-unsur budaya suku Paser ke dalam bungo setaman ini.
  4. Sampor Song: Sejenis sarung ini perancang mengadopsi dari busana tertua yang dimiliki oleh para Dukun Mulung saat mengadakan ritual adat belian (upacara untuk menyembuhkan penyakit). Sampor Song ini juga memiliki kemiripan dengan busana pengantin adat Bugis, hanya saja pada Sampor Song ini pada bagian depannya terbelah/terbuka pada bagian atasnya dan  terdapat tali kain yang dimasukkan pada lubang yang telah dibuat sebagai pengikat Sampor Song pada pinggul. 
  5. Suwong: Pada pengantin pria terdapat suwon yang memiliki bentuk, warna, motif dan filosofi hidup serta makna yang terkandung di dalam motifnya.

Baju Pengantin Wanita

  1. Mahkota Junung Bulau: Mahkota Ratu Aji Putri Botung (Putri Petung) saat dinobatkan untuk menjadi raja penguasa di tanah Paser pada tahun 1516, maka di kepalanya konon disematkan mahkota yang terbuat dari emas murni dan bertaburkan beraneka macam batu permata mulia seperti: intan, jamrud, delima, batu kecubung dan sebagainya. 
  2. Cucuk Konde: Perlengkapan aksesoris pada pengantin wanita, cucuk konde ini sama seperti cucuk konde biasanya hanya saja pada bagian ujung atasnya terdapat hiasan yang berjuntai dan terdapat batu permata mulia yang ditempelkan bagian tengah. Cucuk konde yang terbuat dari emas murni ini melambangkan tingginya status sosial seorang wanita.
  3. Baju Poko Aji: Baju pengantin wanita adat PPU ini sama saja bentuknya dengan Baju Poko Aji adat Paser yang memiliki bentuk motif  dan filosofi hidup maupun makna yang terkandung dalam motif itu.
  4. Bungo Setaman: Hampir semua busana pengantin adat yang ada di seluruh Nusantara ini hanya menggunakan bunga-bungaan sebagai pelengkap aksesoris pada busana pengantin adat mereka, sehingga untuk aksesoris pada Baju Poko Aji di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dimasukkan unsur-unsur budaya suku Paser ke dalam bungo setaman ini.
  5. Suwong: Pada pengantin wanita terdapat suwon yang memiliki bentuk, warna, motif dan filosofi hidup serta makna yang terkandung di dalam motifnya.
  6. Sampor Bawe: Memiliki bentuk, motif dan filosofi serta makna yang sama terkandung didalam motifnya, hanya saja pada sampor bawe ini semua tertutup seperti sarung. Selain itu, juga tidak terdapat Seloar Ace (celana panjang khas adat Paser). 
Tags: Baju AdatBaju Poko AjiKaltimPaserPenajam Paser UtaraPoko AjiPPU
ShareTweetSend
Previous Post

Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat, PT IBP dan PT RMB Bangun Rumah Layak Huni untuk Masyarakat Desa Long Beleh Modang

Next Post

Aktif Berkontribusi dalam Pengembangan SDM, Kideco Resmi Buka Pendaftaran Beasiswa Kideco Gemilang 2024

Discussion about this post

No Result
View All Result
  • 4 ALASAN KENAPA KAMU HARUS MEMBUKA USAHA SENDIRI

    4 Alasan Kenapa Kamu Harus Membuka Usaha Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah CSR Dunia ke Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bersiap! Program Beasiswa Gratispol Segera Dibuka, Begini Mekanisme Pendaftarannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi! Mulai 14 Februari, Pembayaran Parkir Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Secara Non-Tunai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Cecep, PNS yang Sukses Jadi Petani Hidroponik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Go CSR Kaltim merupakan media digital yang berfokus pada bidang Corporate Social Responsibility (CSR). Media ini berdiri dibawah manajemen PT Seraung Multi Media.

Contact Us

Jalan Wijaya Kusuma XII Nomor 7
Samarinda – Kalimantan Timur 75243

 

admin@gocsrkaltim.com

+62 541 590 2010

  • About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

Our Segment

  • Advertorial
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Semua
  • Serba Serbi

Afiliasi:

No Result
View All Result
  • Home
  • CSR News
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Jurnal Asa
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
  • About Us
  • Contact

© 2024