GoCSRKaltim – Kopi dan TikTok telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian generasi Z di Indonesia. Tren ini tidak hanya memengaruhi kebiasaan individu, tetapi juga memberikan dampak besar pada perekonomian nasional.
Ngopi: Gaya Hidup atau Kebutuhan?
Kopi telah menjelma menjadi bagian dari rutinitas harian anak muda. Berdasarkan survei Gen Z Characteristic and Behaviour 2024 oleh Jakpat, satu dari lima Gen Z rela mengeluarkan Rp 25-50 ribu untuk menikmati segelas kopi. Selain itu, sekitar 31% dari mereka mengonsumsi kopi 1-2 kali sehari.
Sebagian besar Gen Z (57%) lebih memilih kopi instan, sementara 35% lainnya lebih suka menikmati kopi di kafe. Tingginya konsumsi kopi ini mendorong pertumbuhan industri kopi lokal. Para petani kopi mendapatkan manfaat dari meningkatnya permintaan, yang pada akhirnya membuka lebih banyak lapangan pekerjaan di sektor pertanian dan industri pengolahan kopi.
Scrolling TikTok: Hiburan atau Pemicu Konsumtif?
Sebagai platform digital yang digandrungi anak muda, TikTok telah menjadi media utama bagi Gen Z untuk mencari hiburan. Namun, tanpa disadari, kebiasaan scrolling ini juga meningkatkan tingkat konsumsi mereka. Berbagai iklan menarik dan strategi pemasaran berbasis algoritma sering kali menggiring pengguna untuk melakukan pembelian impulsif.
Kondisi ini secara langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. E-commerce mengalami lonjakan transaksi akibat pengaruh konten yang viral di TikTok. Meski demikian, jika tidak dikelola dengan baik, kebiasaan belanja impulsif ini bisa berdampak negatif pada kondisi finansial individu.
Pentingnya Literasi Keuangan di Era Digital
Dengan gaya hidup yang semakin digital dan konsumtif, literasi keuangan menjadi aspek penting bagi Gen Z. Memahami cara mengelola pengeluaran, membatasi belanja impulsif, dan mulai berinvestasi adalah langkah bijak agar keseimbangan finansial tetap terjaga.
Kebiasaan ngopi dan scrolling TikTok bukan sekadar tren, melainkan fenomena yang memiliki dampak nyata bagi perekonomian Indonesia. Selama dilakukan dengan bijak dan diiringi kesadaran finansial, gaya hidup ini bisa tetap dinikmati tanpa mengorbankan stabilitas keuangan pribadi.




Discussion about this post