Jurnal Asa – Seperti yang dikatakan oleh owner sekoci yakni Enot “bahas kopi itu nggak akan ada habisnya”. Kisah kopi kali ini datang dari keunikan gerobak sepeda kopi yaitu SeKoCi (Sepeda, Kopi dan Cinta).Berawal dari kecintaan sang pemilik terhadap kopi yang hingga akhirnya memilih konsep berjualan berkeliling menggunakan gerobak sambil mengayuh sepeda. “Selain nggak perlu mikirin tempat, modal usahanya nggak sampai puluhan juta” ungkap Enot saat ditanya tentang usaha Sekoci. Memiliki 2 markas yakni sore hari di pinggir Jl. Mayor Jenderal Sutoyo atau biasa disebut jalan Remaja dan saat malam di Jl. Gelatik 1.
Sekoci sendiri dirintis oleh Enot sejak tahun 2016 dengan konsep yang sederhana dan alat yang masih seadanya. Dengan konsep ngopi yang sederhana ini, Enot setiap harinya mampu menjual paling sedikit 30 gelas dalam sehari. Adapun jenis kopi yang disediakan adalah Arabica dan Robusta. Selain menghadirkan menu kopi seperti kopi susu panas, coffee latte, es kopi susu, single origin, di Sekoci juga ada menu milk based. Ada pula menu special yakni signature yang ia beri nama ferguso yakni campuran kopi + soda + susu + perasan jeruk nipis. “Ya kalau jaman dulu tu Namanya es bruap lah, tapi kalau yang ini pakai kopi hehe” canda Enot.
Selain berjualan kopi, saking cintanya Enot terhadap kopi Indonesia ia juga kerap mengedukasi pelanggan dengan cerita-cerita kopi Indonesia atau bahkan edukasi tentang teknik seduh. Sehingga tidak hanya pelanggan yang ia dapatkan tetapi juga interaksi sosial itu sendiri. Enot juga kerap membagi-bagikan kopi bahkan ia juga kerap kali mempersilahkan pelanggannya untuk meracik kopinya sendiri.
Selama berjualan kopi dengan konsep gerobak dan keliling, Enot menceritakan berbagai suka-duka yang kerap dialami. “Kendala utama itu cuaca, tau sendiri cuaca di Samarinda ini kadang nggak nentu.. udah prepare, udah jalan eh tau-tau hjan. Kalau udah gitu ya terpaksa misbar: gerimis bubar” ungkap Enot sambil tertawa. Tidak berhenti sampai disitu, kota Samarinda yang kerap kali kebanjiran juga menjadi kendala lain bagi Enot, tetapi walau begitu Enot tak patah semangat. “Asal kompor masih bisa menyala aja” ungkap Enot.
“Dari kopi banyak yang bisa kita pelajari”
Enot Owner Sekoci
Enot mengisahkan tentang pengalamnya saat mendapat pelanggan dari luar negeri “waktu itu dia minta dibuatkan kopi espresso, nah saya buatkan dengan biji kopi Indonesia, dia minum terus dia bilang ternyata kopi Indonesia itu enak” Sejak saat itu Enot makin yakin bahwa kopi Indonesia sudah cukup terkenal, tidak hanya di Indonesia saja dan itu membuat Enot semakin bangga akan kecintaannya terhadap kopi terlebih ia bisa berpenghasilan dengan berjualan kopi.
Baca Juga: Sejangkauan Tangan Samarinda, Bentuk Langkah Kecil Untuk Mensejahterakan yang Membutuhkan
Saat ditanya apa yang membuat kopi dari Sekoci berbeda dengan suguhan kopi-kopi lainnya, Enot menjawab “Semua kembali ke selera masing-masing, tapi saya percaya seduhan saya punya sensasi dan kenikmatan yang berbeda dari yang lain karena beda tangan tentunya akan menghasilkan rasa yang berbeda juga” Enot juga mengungkapkan salah satu rasa syukurnya terhadap kopi adalah bahwa ia bisa menikahi kekasih yang ia cintai dari hasil berjualan kopi ini.
Itulah filosofi Sekoci. Terakhir Enot juga menyampaikan pesan kepada para pelaku usaha atau siapapun yang sedang merintis bisnis bahwa “semua usaha itu harus dimulai dengan cinta, semangat dan tetap terus belajar”. Enot menambahkan sebagai kunci dari bertahannya usaha “mungkin perlu untuk terus melakukan inovasi, promosi dan juga sharing dengan pelanggan”. “Jadi pelanggan itu nggak Cuma datang, duduk, ngopi tapi kalau sekiranya pelanggan lagi bengong ya saya ajak ngobrol” ungkapnya.
“Dimata kopi ini kita semua sama. Mau kamu penyeduh atau penikmat kita semua sama, sama-sama menikmati apa yang dikasih tuhan lah”
Enot Owner SeKoCi
Discussion about this post