Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Supiansyah dari PusaranMedia.com
TANA PASER – Camat Long Kali Pujiono dan Sekretaris Camat (Sekcam) M Arfah terima bantuan sembako dari PT Petrosea Tbk Member of Indika Energy Group site PT Kideco Jaya Agung (KJA).
Bantuan diserahkan langsung, Eko Sunarno selaku Eksternal Relation Superintendent Petrosea site Kideco di posko banjir Kelurahan Long Kali, Kecamatan Longkali, Sabtu (9/10/2021).
Eko mengaku prihatin dan menyampaikan duka cita yang mendalam kepada masyarakat yang terdampak banjir beberapa pekan terakhir. “Semoga banjirnya cepat surut,” ujar Eko.
Dikatakan dia, Petrosea selalu berkomitmen untuk membantu pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Paser yang terkena musibah melalui program CSR.
Disebutkan bantuan yang diberikan berupa sembako yang terdiri dari beras, telur, mie instan, air minum, dan minyak goreng.
Camat Long Kali, Pujiono mengakui bantuan apa pun dari pihak berbagai pihak. Kini sangat dibutuhkan oleh para korban. Selain sembako, obat-obatan pakaian juga dibutuhkan.
“Terima kasih Petrosea yang langsung turun tangan cepat menyalurkan bantuan ke sini,” ungkap Pujiono.
Sekretaris Camat Long Kali, M Arfah mengatakan sekarang kondisi banjir patokannya melihat di kelurahan, saat ini kondisi air turun 35 cm. Air mengarah ke hilir yaitu daerah Desa Sebakung, Muara Adang, Petiku, Munggu dan sekitarnya
“Jadi petugas dan relawan kini fokus evakuasi ke hilir, menyiapkan dapur umum dan lainnya,” kata mantan Lurah Long Kali itu.
Arfah berharap air laut tidak naik dan hujan tidak ada lagi dari hulu. Saat ini ada tujuh desa terdampak yang butuh evakuasi cepat.
Selanjutnya dia berujar 20 tahun lalu pernah terjadi banjir parah. Selanjutnya pada 2017 juga terjadi banjir. Namun tidak separah sekarang.
“Ini seperti siklus 20 tahunan. Ini yang terbesar. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” jelas Arfah.
Kini desa yang sangat terisolir yakni Kepala Telake. Namun pemerintah daerah mengatasi dengan cepat. Dengan mengerahkan Helikopter untuk mengangkat logistik.
Disana, kata Arfah, terdapat 62 KK dan 225 jiwa. Warga tidak dapat kemana-mana. Bahkan, menggunakan perahu pun sangat sulit ditembus karena desa penghubung di Lambakan jembatannya putus dan hanyut.
Discussion about this post