GoCSRKaltim – Dalam upaya mendorong transisi energi berkeadilan dan transformasi ekonomi, perusahaan di Kalimantan Timur diimbau untuk mengarahkan program Corporate Social Responsibility (CSR) ke pemberdayaan masyarakat. Hal ini menjadi tema utama dalam seminar bertajuk “Mendorong Peran Perusahaan dalam Transisi Energi Berkeadilan dan Transformasi Ekonomi di Kalimantan Timur”, yang digelar pada Kamis, 21 November 2024, di Hotel Mesra, Samarinda.
Tiga narasumber hadir untuk membahas strategi ini, yaitu Ketua Forum CSR Kaltim Yusan Triananda, Head of Community Development PT Multi Harapan Utama (MHU) Muslim Gunawan, dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau, Dicky Edwin Hindarto.
CSR untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Ketua Forum CSR Kaltim, Yusan Triananda, menekankan pentingnya peran perusahaan dalam mendukung transisi energi berkeadilan. “Ketergantungan Kalimantan Timur pada energi fosil sangat besar, sementara dunia mulai bergerak menuju energi terbarukan. Penyaluran CSR yang strategis dapat memberikan dampak berkelanjutan,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa CSR seharusnya tidak hanya berfokus pada kegiatan seremonial, tetapi diarahkan ke program pemberdayaan masyarakat yang lebih strategis. Forum CSR Kaltim saat ini telah memetakan enam sektor potensial untuk transformasi ekonomi: pariwisata, kehutanan dan perkebunan, teknologi informasi, pertanian dan perikanan, keuangan, serta ekonomi kreatif.
Inovasi dalam Penyaluran CSR
Muslim Gunawan, mewakili PT MHU, membagikan pengalaman perusahaan dalam menjalankan program CSR yang berdampak nyata. Salah satu contohnya adalah proyek Rumah Cokelat Lung Anai di Kutai Kartanegara, yang mengubah hasil panen kakao menjadi produk olahan bernilai jual tinggi. Program ini mencakup pendampingan pemasaran dan sertifikasi halal, serta menggunakan lahan pascatambang untuk mendukung ketahanan pangan melalui budidaya tanaman pakan ternak.
“CSR tidak hanya meningkatkan citra perusahaan, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang signifikan,” jelas Muslim, yang juga menjabat Ketua Umum PPM Minerba Kaltim.
Pentingnya Kolaborasi untuk Transisi Energi
Ketua Yayasan Mitra Hijau, Dicky Edwin Hindarto, menyampaikan bahwa transisi energi tidak bisa ditunda mengingat perubahan iklim yang semakin parah. Ia mengusulkan perusahaan memanfaatkan dana CSR untuk mendukung penelitian energi terbarukan, pemberdayaan masyarakat, dan kolaborasi lintas sektor.
“Transisi energi berkeadilan harus inklusif, memastikan tidak ada pihak yang tertinggal, terutama pekerja di sektor tambang,” kata Dicky. Ia juga menyoroti bahwa emisi gas rumah kaca dari energi fosil menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim, sehingga perusahaan harus mengambil langkah strategis dalam diversifikasi bisnis dan pengelolaan dampak sosial.
Sinergi Multipihak sebagai Kunci
Seminar ini menegaskan perlunya sinergi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat untuk mendukung transformasi ekonomi di Kalimantan Timur. Langkah strategis, seperti integrasi program CSR ke peta jalan transisi energi, transparansi dalam pelaksanaannya, serta percepatan birokrasi, menjadi hal yang sangat diperlukan.
Dengan arah baru dalam penyaluran CSR, Kalimantan Timur diharapkan dapat memimpin sebagai model dalam transisi energi berkeadilan dan transformasi ekonomi yang inklusif. (ARD)
Discussion about this post