Bagi banyak orang, sampah dipandang sebagai limbah dan barang yang tidak lagi berguna, sehingga setiap orang cenderung memiliki pemikiran bahwa limbah harus segera dibuang jauh-jauh. Namun, pandangan itu dibantah oleh Herry Wijaya selaku Juru Masak Sampah di PANDORA sekaligus CEO ABADAN. Pria berusia 38 tahun ini sukses mengolah limbah minyak bekas (jelantah) menjadi energi terbarukan yakni Biodiesel (FAME) dan tentunya mengubah sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.
Kiprah pria kelahiran Banjarmasin ini tak hanya berdampak luar biasa bagi lingkungan disekitarnya tetapi juga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Selain membuat keberadaan sampah anorganik di lingkungan jadi berkurang, Herry juga mengubah sampah organik menjadi charcoal (arang aktif).

Pria ramah yang lebih senang dipanggil Kotaro Minami ini, mulanya merasa capek dan bosan dengan pola gerak kaum old mind. Ia juga beranggapan bahwa pada dasarnya pemecahan suatu masalah pastinya akan ada bermacam-macam sudut pandang dan pengambilan tindakan. Sehingga untuk masalah sampah ini ia beranggapan bahwa tidak bisa diselesaikan dengan satu solusi saja, pasti ada solusi lain untuk pengurangan sampah itu sendiri yakni dengan menemukan cara-cara bagaimana mengolahnya.
Beruntungnya, Herry merupakan sosok yang melek teknologi sehingga Herry juga terus mempelajari berbagai referensi dari berbagai negara mulai Singapura hingga Jepang dan Swedia.
“Ya belajar dari internet juga media sosial. Pengelolaan sampah paling bagus itu di Swedia. Di sana, listrik pun dari sampah,” ungkapnya.
Melalui lapak Abadan, Herry ingin menjadikan sampah sebagai sumber energi. Ia bercita-cita membuat pembangkit listrik 1,5 MW yang mampu mengaliri setrum bagi satu kecamatan.
“Itu keinginan terbesar saya. Apalagi sampah saat ini sudah menjadi masalah sosial. Harus dikelola,” kata Herry menekankan.
Keputusannya menjadi juru masak sampah bukan semata karena keresahan-nya terhadap sampah melainkan juga karena kecintaannya terhadap ilmu Kimia saat dibangku sekolah. Setelah mendapat PHK 8 tahun silam dari sebuah perusahaan asing yang memiliki ruang lingkup kerja di Indonesia, Herry akhirnya melanjutkan hasratnya terhadap ilmu kimia melalui pengolahan sampah.
Kendati kegiatan usahanya untuk mendulang profit, Herry langsung berpikir tentang bagaimana membuat bisnis yang juga bisa menjawab permasalahan sosial dan memberikan dampak langsung kepada masyarakat dan lingkungan sekaligus.
Baca Juga: Sejangkauan Tangan Samarinda: Bentuk Langkah Kecil Untuk Mensejahterakan yang Membutuhkan
Untuk itu, dalam hal mendapatkan pasokan limbah botol plastik dan minyak jelantah, ia melibatkan warga sekitar, khususnya ibu-ibu karena minyak goreng bekas masakan mereka bisa diolah menjadi FAME, yang akan dibeli dengan harga 3000 rupiah per liternya.

Jatuh bangun sudah ia lalui apalagi pada saat kondisi awal pandemi, namun saat itu juga Pertamina hadir seperti oase di tengah padang gurun pasir. Pertamina hadir memulai inisiasi komunikasi dengan ABADAN sejak tahun 2019 dan kemudian memberikan dukungan kegiatan melalui Program Pertamina BETTER pada tahun 2020, tepat di saat masa-masa ABADAN terpuruk karena Pandemi.
Pertamina memberikan dukungan kepada ABADAN Social Enterprise untuk melakukan riset mesin pengolah sampah menjadi energi, dan memberikan pendampingan intensif terhadap kelompok ini dan bersama-sama memetakan jalan (roadmap) Program Pertamina BETTER.

Setelah mengetahui adanya kegiatan di Gg. Merdeka, Sepinggan yakni tempat dimana keberadaan PANDORA, banyak orang Balikpapan yang merasa terheran-heran ada kelompok Masyarakat yang bisa mengolah sampah menjadi energi dan banyak yang merasa tertarik untuk mengetahui cara pengolahannya.
Salah satunya Indra Budi, Staf Operasional Produksi yang juga memiliki tingkat kepedulian tinggi terhadap sampah. Sama seperti Herry, Indra juga berkeinginan mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai dan bisa terkelola dengan baik. Misalnya untuk pupuk, atau bahan pengganti bangunan sehingga tak hanya berdampak baik pada lingkungan dan sosial tetapi juga menjadi budaya baru bagi masyarakat, tuturnya.
Pengelolaan sampah yang sudah dimulai sejak tahun 2014 dan memulai inisiasi pengolahan sampah menjadi energi ini sekarang sudah memiliki 3 alat pengolah sampah dari rumah yang mereka sebut Hiro The Series:

- Hiro Type X yang berorientasi pada efektifitas produksi
- Hiro Type Y, berorientasi pada pengolahan minyak jelantah menjadi bahan Biodiesel
- Hiro Type Z, berorientasi pada mobilitas dan differenisasi produk keluaran
Herry memiliki banyak inovasi-inovasi yang kedepannya ingin ia hadirkan karena ia beranggapan bahwa zero waste itu bukan kemustahilan sehingga kalau dikerjakan secara serius dan tentunya banyak dukungan yang membersamainya tentu akan menghadirkan banyak manfaat secara berkelanjutan.
Discussion about this post