Rabu, Mei 21, 2025
  • Contact
  • About Us
Go CSR Kaltim
  • Home
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • Home
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • Contact
  • About Us
Go CSR Kaltim
No Result
View All Result
Home Jurnal Asa

Menyeruput Rupiah dari Manisnya Budidaya Madu Kelulut ASLI Di Desa Tani Harapan

April 20, 2021
in Jurnal Asa
Ibu Sutra - Pengelola UMKM Madu Kelulut, Desa Tani Harapan

Ibu Sutra - Pengelola UMKM Madu Kelulut, Desa Tani Harapan

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

#JurnalAsa – Siapa yang tak suka dengan madu? Madu merupakan cairan alami yang banyak mengandung zat gula yang dihasilkan oleh lebah. Selain rasanya yang cocok di lidah kebanyakan orang, madu juga memiliki banyak khasiat baik bagi kesehatan tubuh maupun kulit wajah. Madu Kelulut salah satunya, Madu kelulut atau madu Trigona adalah jenis madu yang dihasilkan lebah tanpa sengat (stingless bee), yakni lebah Trigona Itama dan Trigona Thoracica.

Lebah tanpa sengat merupakan salah satu jenis lebah penghasil madu yang cukup umum. Hanya saja, pendistribusian madu kelulut belum seluas madu lebah pada umumnya. Madu ini biasanya dihasilkan di daerah tropis seperti Indonesia. Madu kelulut bahkan sudah lama digunakan secara turun temurun sebagai bagian dari pengobatan tradisional.

Foto spanduk Kelompok Ternak Madu Kelulut Desa Tani Harapan

Namun dibalik manisnya madu, ternyata justru banyak beredar madu-madu palsu di pasaran. Walau demikian, Kelompok Ternak Madu Kelulut di Desa Tani Harapan dengan dibantu dengan dukungan PT. Kutai Energi, mereka tetap memproduksi madu kelulut secara alami tanpa mencampurkan bahan-bahan pemanis buatan pada makanan utama lebah yang umumnya berupa serbuk sari bunga. Madu Kelulut dari Desa Tani Harapan di produksi dengan merawat daerah sekitar koloni dengan menanam bunga-bunga yang menjadi favorite lebah kelulut.

Foto bunga-bunga yang menjadi sumber makanan utama lebah kelulut.

Ide budidaya lebah kelulut dengan system log didapat setelah Jumabir berkonsultasi dengan kawannya di Desa Batuah. Saat itu Jumabir selaku ketua kelompok ternak madu kelulut merasa gagal dengan sistem bongkar yang sebelumnya ia terapkan. Sistem bongkar justru membuat lebah kabur dan tidak kembali. Kini setelah madu kelulut berhasil dikembangkan dengan sistem log, terdapat 14 kelompok ternak madu kelulut dengan masing-masing log yang dimiliki sekitar 10 buah. 

Foto Sistem Log

Terdapat sekitar 10 log dalam setiap kelom“Tidak sulit untuk membudidayakan madu kelulut, hanya perlu merawat daerah koloni dengan bunga-bunga segar, setelah itu lebah-lebah akan cari makan sendiri” kata Ibu Sutra selaku pengelola UMKM Madu Kelulut Desa Tani Harapan. Lebah yang didapat dengan cara menebang pohon sarangnya yang berada di dalam batang pohon tua ini akhirnya menjadi salah satu penghasilan warga di desa Tani Harapan.

Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, ketika warga rajin merawat tumbuh-tumbuhan disekitar koloni saat itulah lebah-lebah menghasilkan madu dengan cita rasa yang dominan manis dan sedikit asam yang memberi sensasi segar. Semakin subur bunga-bunga yang tumbuh disekitar koloni semakin cepat lebah kelulut memproduksi madu. Agar menghasilkan madu yang siap panen, dibutuhkan waktu penyedotan pada setiap log minimal 2 minggu sekali. Hal ini dilakukan agar madu yang dihasilkan benar-benar mendapatkan cita rasa yang pas. Umumnya warna madu kelulut yang sudah siap panen akan berwarna gold dengan tekstur agak kental.

Foto Proses Penyedotan Madu Kelulut

Seperti akronim pada kata ASLI dalam nama kelompok ternak madu kelulut di Desa Tani Harapan, ASLI sendiri merupakan kepanjangan dari Alami Sehat dan Lestari. “Prinsip kami adalah menghasilkan madu murni yang benar-benar asli rasanya tanpa pemanis buatan. Karena saya sering lihat di pasaran, banyak madu yang sudah palsu apalagi di jual dengan harga mahal. Baru didiamkan sebentar sudah berubah warna dan terdapat cairan gula yang mengendap di bawah.” Papar Ibu Sutra selaku pengelola UMKM Madu Kelulut Desa Tani Harapan, Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Tags: #jurnalAsa
ShareTweetSend
Previous Post

Gak Cuma Pacar yang Butuh Cinta, Usaha Juga Butuh Dibangun Dengan Cinta SeKoCi (Sepeda, Kopi dan Cinta)

Next Post

Berkunjung Ke Diskominfo Kaltim, Go CSR Kaltim Hadir untuk Semua

Discussion about this post

No Result
View All Result
  • 4 ALASAN KENAPA KAMU HARUS MEMBUKA USAHA SENDIRI

    4 Alasan Kenapa Kamu Harus Membuka Usaha Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah CSR Dunia ke Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bersiap! Program Beasiswa Gratispol Segera Dibuka, Begini Mekanisme Pendaftarannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi! Mulai 14 Februari, Pembayaran Parkir Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Secara Non-Tunai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Cecep, PNS yang Sukses Jadi Petani Hidroponik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Go CSR Kaltim merupakan media digital yang berfokus pada bidang Corporate Social Responsibility (CSR). Media ini berdiri dibawah manajemen PT Seraung Multi Media.

Contact Us

Jalan Wijaya Kusuma XII Nomor 7
Samarinda – Kalimantan Timur 75243

 

admin@gocsrkaltim.com

+62 541 590 2010

  • About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

Our Segment

  • Advertorial
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Semua
  • Serba Serbi

Afiliasi:

No Result
View All Result
  • Home
  • CSR News
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Jurnal Asa
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
  • About Us
  • Contact

© 2024