Sabtu, November 8, 2025
  • Contact
  • About Us
Go CSR Kaltim
  • Home
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • Home
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • Contact
  • About Us
Go CSR Kaltim
No Result
View All Result
Home Masyarakat Harus Tahu

Mengenal Red Ocean Strategy dan Blue Ocean Strategy

Mei 19, 2021
in Masyarakat Harus Tahu
Mengenal Red Ocean Strategy dan Blue Ocean Strategy

Mengenal Red Ocean Strategy dan Blue Ocean Strategy

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Saat ini, dunia bisnis sudah penuh sesak dengan kompetisi di berbagai bidang usaha. Bahkan, sudah wajar ditemui adanya beberapa industri dengan produk dan jasa yang sama, saling berebut pasar dalam satu wilayah.

Untuk bisa tetap hidup dan berkembang, masing-masing industri harus lebih unggul dan mengalahkan kompetitornya. Bila diibaratkan, kondisi kompetisi bisnis yang ada saat ini seperti pertarungan antar hiu yang saling menggigit untuk berebut mangsa hingga membuat lautan menjadi berwarna merah karena darah mereka. Inilah yang kemudian dikenal sebagai red ocean strategy dalam dunia bisnis.

Apa itu Red Ocean Strategy?

Seperti yang sedikit dibahas sebelumnya, strategi Red Ocean merupakan kondisi dimana dua atau lebih industri/bisnis saling berebut pangsa pasar yang sama. Semakin banyak peserta kompetisi, semakin ketat juga pertarungan yang terjadi. Bisnis yang tidak mampu bersaing akan kekurangan pelanggan, atau bahkan mengalami kebangkrutan.

Persaingan yang ketat tersebut akhirnya memaksa sebuah bisnis harus memilih pilihan, melakukan diferensiasi produk atau menerapkan menekan biaya produksi serendah mungkin.

Sebagai contoh, misalkan dalam suatu daerah sudah ada 2 pedagang bakso dengan jumlah pasar yang tidak cukup banyak. Kemudian ada pengusaha baru yang ingin membuka usaha. Karena melihat bahwa warung bakso yang ada cukup laris, akhirnya dia ikut berjualan bakso. Lama kelamaan, jumlah pedagang bakso di daerah tersebut bertambah menjadi 5, sehingga membuat mereka harus saling berebut pelanggan.

Blue Ocean Strategy Sebagai Solusi

Karena kompetisi red ocean yang seiring berjalanya waktu justru menjadi semakin merah, munculah konsep untuk membuat samudera pertarungan yang baru, yaitu blue ocean strategy. Strategi samudra biru adalah upaya sebuah bisnis untuk keluar dari persaingan bisnis yang sangat ketat, dengan cara menciptakan ruang pasar baru yang tidak ada pesaingnya.

Ketika sebuah bisnis ada dalam suatu ruang pasar yang kosong, maka seluruh pasar potensial akan bisa dikeruk tanpa melalui usaha yang berdarah-darah. Sederhananya, strategi samudra biru berpatokan pada usaha untuk menciptakan produk atau fitur produk yang selama ini belum ada dan tidak disadari oleh pesaing.

Penerapan strategi samudra biru ini telah diterapkan oleh sebuah perusahaan startup ojek daring di Indonesia. Meskipun layanan ojek, taksi, angkot, atau jenis layanan transportasi lain sudah lama ada di Indonesia, Gojek tidak lantas masuk kedalam persaingan bisnis yang sudah ada.

Gojek melihat potensi ceruk pasar yang tinggi, tetapi terkendala karena berbagai kekurangan dari layanan yang selama ini sudah ada diantaranya kurang nyaman, tidak menjamin keamanan, transaksi yang seringkali merugikan konsumen, hingga kondisi kendaraan yang kurang baik.

Akhirnya, gojek menciptakan samudra biru yang baru, dengan menghadirkan sebuah bisnis ojek yang inovatif melalui aplikasi dengan mengangkat nilai keamanan, kenyamanan, pelayanan yang baik, serta kemudahan. Penciptaan samudra biru membuat Gojek kini digolongkan sebagai satu-satunya decacorn di Indonesia dengan nilai valuasi hingga US$ 10 Miliar.

Prinsip Dasar Blue Ocean Strategi

Blue ocean strategy menitik beratkan fokus pengembangan bisnis dengan cara mencari ceruk pasar baru yang belum atau tidak disadari kompetitor. Alih-alih memberikan tawaran produk dengan fitur yang sama dengan kompetitor, pengusaha harus mampu menjauh dari produk-produk yang sudah ditawarkan oleh kompetitor.

Untuk bisa menciptakan samudera baru, seorang pengusaha harus mampu menemukan dan membangun ceruk pasar baru. Disini, kemampuan pemetaan dan analisa terhadap kebutuhan pasar, kelemahan-kelebihan pesaing, serta peluang-peluang yang ada sangat penting untuk menciptakan ide bisnis baru.

Selanjutnya bila sudah berhasil menemukan ide tersebut, pengusaha bisa melakukan eksploitasi terhadap ceruk pasar, membangun brand yang kuat, serta terus melakukan inovasi sehingga tidak terkejar oleh kompetitor yang lama-kelamaan juga akan masuk ke samudera yang Anda ciptakan.

Sumber: trusvation.com

ShareTweetSend
Previous Post

Misman & Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus: Tak Mengenal Hari Apa pun Dalam Memungut Sampah Di SKM

Next Post

Pentingnya Branding UMKM di Tengah pandemi

Discussion about this post

No Result
View All Result
  • 4 ALASAN KENAPA KAMU HARUS MEMBUKA USAHA SENDIRI

    4 Alasan Kenapa Kamu Harus Membuka Usaha Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah CSR Dunia ke Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bersiap! Program Beasiswa Gratispol Segera Dibuka, Begini Mekanisme Pendaftarannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi! Mulai 14 Februari, Pembayaran Parkir Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Secara Non-Tunai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Cecep, PNS yang Sukses Jadi Petani Hidroponik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Go CSR Kaltim merupakan media digital yang berfokus pada bidang Corporate Social Responsibility (CSR). Media ini berdiri dibawah manajemen PT Seraung Multi Media.

Contact Us

Jalan Wijaya Kusuma XII Nomor 7
Samarinda – Kalimantan Timur 75243

 

admin@gocsrkaltim.com

+62 541 590 2010

  • About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

Our Segment

  • Advertorial
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Semua
  • Serba Serbi

Afiliasi:

No Result
View All Result
  • Home
  • CSR News
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Jurnal Asa
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
  • About Us
  • Contact

© 2024