GoCSRKaltim. Stadion Utama Palaran memiliki luas 88 hektare, berkapasitas 67.075 penonton telah 15 tahun mangkrak. Setelah pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008, arena olahraga itu tidak terurus.
Bahkan beberapa waktu lalu Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll pernah mengkritik stadion kebanggaan Bumi Etam itu tak layak. Seperti tempat menggembala sapi. Tidak hanya itu, Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Fraksi PDI Perjuangan Marthinus mengklaim telah menerima kritikan atau aspirasi masyarakat terhadap Stadion Utama Palaran.
“Stadion Utama Palaran sudah belasan tahun mangkrak sejak PON tahun 2008 lalu dan hingga kini kondisinya jarang digunakan,” ungkapnya, Senin (16/1/2023).
Maka dari itu sebelum berakhirnya masa jabatan Gubernur Kaltim Isran Noor, permasalahan ini harus dibicarakan secara intens. Guna mencari solusi agar bangunan terbengkalai tersebut bisa difungsikan kembali dengan nyaman.
Ia mendorong Pemerintah Provinsi Kaltim mengembalikan aset-aset mereka agar produktif. Salah satu caranya, dengan melakukan kerja sama dengan pihak swasta. Pasalnya, sayang sekali aset yang menghabiskan Rp 800 miliar untuk pembangunannya itu terbengkalai begitu saja.
“Menurut pendapat pribadi saya, Stadion Palaran harusnya dikelola pihak swasta. Coba deh kita ambil contoh, misalnya franchise makanan. Kita adakan Mekdi (McDonald’s) di sana, atau mungkin KFC dan Indomaret supaya ada pengunjung,” jelasnya saat ditemui di Gedung B Komplek DPRD Kaltim, jalan Teuku Umar, Samarinda.
Harapannya, Pansus LKPJ bisa melakukan titik investigasi. Agar selanjutnya dapat mengkaji usulan ini. “Saya berharap tidak dikelola UPTD, namun harus diserahkan sepenuhnya pada pihak swasta. Seperti harapan pak Awang Faroek, mana tahu stadion kita bisa menjadi stadion Inter Milan dan banyak dikunjungi masyarakat seluruh Dunia,” harapnya. (bom/adv/DPRDKaltim)
Discussion about this post