Berbagai upaya untuk pengembangan ekonomi hijau (green economic) yang ramah lingkungan bisa dilakukan. Selain meningkatkan ekonomi dan kemampuan kelompok tani di sekitar Kawasan, budidaya lebah trigona juga menjadi upaya pelestarian hutan yang merupakan habitat para lebah.
Seperti yang dilakukan oleh PT Jembayan Muara Bara yang memberikan 11 hektar lahan reklamasi tambang kepada kelompok tani untuk pengembangan budidaya madu kelulut. Selain beraktivitas seperti kelompok tani pada umumnya, kelompok Tani Sari Bunga juga belajar budidaya lebah madu kelulut.
Yani, ketua kelompok tani sari bunga mengatakan bahwa budidaya madu kelulut ini selain memiliki potensi yang tinggi, juga mudah dilakukan dan punya manfaat yang banyak untuk kesehatan.
“Awal mula membentuk kelompok adalah adanya informasi dari teman-teman bahwa potensi budidaya kelulut sangat luar biasa. Makanya dengan tidak kami rencanakan langsung kita duduk bareng akhirnya terbentuknya kelompok tani ini” ujar Yani.
Yani menambahkan kalau rasa dari madu itu tergantung dari lingkungan sekelilingnya. Kalau nektarnya dari bunga pohon karet itu manis. Inilah yang dinamakan upaya pelestarian hutan, sehingga lingkungan sekitar juga harus dirawat dan dijaga seperti penanaman aneka bunga hutan, jelasnya.
“Satu kendalanya, saat musim hujan itu akan sangat berpengaruh di hasil madu tersebut dan kandungan madu tersebut. Kalau musim hujan madu akan cair dan produksi kita akan otomatis berkurang” ungkap Yani
Dengan semakin berjalannya waktu, dan kebutuhan madu semakin meningkat di tengah pandemi Yani berharap dengan terus diberikannya bantuan baik dari pemerintah setempat maupun PT JMB, ia dan kelompoknya ingin menciptakan aset yang berpenghasilan dengan terus melakukan budidaya lebah trigona itama sekaligus upaya pelestarian lingkungan dan pemanfaatan lahan reklamasi tambang.
Discussion about this post