GoCSRKaltim.com – Perkembangan teknologi kini semakin maju, bahkan hal ini merambat pada sistem pembayaran yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah. Ia itu melalui aplikasi QRIS yang mampu menjadi wadah pembayaran semua perbankan.
Namun, beberapa saat lalu, kejadian menggemparkan terjadi di sebuah masjid di Jakarta. Dimana barcode QRIS untuk kotak amal diganti seseorang dengan akun miliknya. Jelas, hal ini mengarah kepada penipuan bahkan pencurian.
“QRIS itu aman, dan sistem ini paling aman, memang tergantung dari human-nya,” ucap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Ricky P Gozali saat ditemui, ucapnya kepada awak media.
Atas penyalahgunaan QRIS tersebut, BI telah berkoordinasi dengan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) agar QRIS yang disalahgunakan tidak dapat lagi menerima pembayaran agar tidak merugikan masyarakat dan pengelola rumah ibadah.
BI bersama dengan lembaga utama dalam ekosistem QRIS seperti Asosiasi Sistem Pembayaran (ASPI), PJP, Penyelenggara Infrastruktur Sistem Pembayaran (PIP), PT Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN) terus menelusuri terkait potensi adanya modus serupa pada pedagang/merchant lain.
Penyalahgunaan ini juga telah ditindaklanjuti oleh penegak hukum dan BI mendukung serta akan membantu sepenuhnya dalam proses penanganan yang dilakukan.
“Untuk menghindari kejadian serupa, BI menghimbau kepada masyarakat, PJP, dan pedagang/merchant, untuk bersama-sama meningkatkan keamanan dalam bertransaksi menggunakan QRIS,” ungkapnya.
Ricky juga memberi pemahaman dalam melakukan transaksi menggunakan QRIS, masyarakat dihimbau untuk selalu memperhatikan informasi di dalam aplikasi pada saat memindai QRIS.
Diantaranya memastikan nama pedagang atau merchant yang tercantum di dalam aplikasi memang benar pedagang atau merchant yang menerima pembayaran sesuai dengan tujuan transaksi yang dilakukan, serta mengikuti petunjuk pembayaran yang diinformasikan oleh pedagang atau merchant.
Masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan transaksi apabila menemukan kejanggalan atau informasi yang tidak sesuai dengan profil pedagang atau merchant yang menerima pembayaran atau informasi transaksi yang tidak sesuai dengan tujuan pembayaran.
Adapun bagi PJP, ASPI juga telah menerbitkan pedoman edukasi kepada pedagang/merchant dan pengguna QRIS, agar dapat meningkatkan keamanan transaksi QRIS. Untuk itu, BI mengharapkan PJP melaksanakan pedoman tersebut.
Selain upaya mitigasi risiko oleh PJP terhadap risiko penipuan yang dilakukan oleh pihak atau oknum yang tidak bertanggung jawab. Pedagang atau merchant diharapkan dapat memastikan keamanan QRIS yang ditampilkan agar tidak dapat diganti atau dimodifikasi oleh pihak yang tidak berwenang.
“Secara reguler pedagang atau merchant diharapkan juga senantiasa memeriksa QRIS miliknya,” tegasnya.
Sehingga QRIS yang ditampilkan memang benar QRIS milik pedagang atau merchant terkait dan tidak diganti atau diubah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dalam hal terdapat pedagang atau merchant yang merasa dirugikan dengan tindakan penipuan oleh pihak atau oknum yang tidak bertanggung jawab, dapat melaporkan kepada penegak hukum untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pembayaran nontunai di Kalimantan Timur yang semakin massif tercermin dari peningkatan penggunaan QRIS baik dari sisi pengguna maupun merchant.
Adapun sepanjang tahun 2022 secara total nominal transaksi sepanjang tahun 2022 mencapai kurang lebih Rp 809 juta.
Secara total volume transaksi sepanjang tahun 2022 sebesar 6.635.888 terdiri dari pengguna, merchant dan transaksi (nominal dan volume).
Sementara itu, selama bulan Februari 2023 tercatat jumlah pengguna QRIS di Kaltim tercatat sebanyak 416.638 pengguna, dengan total nominal transaksi mencapai Rp 177 juta lebih.
Jumlah pengguna baru QRIS di Provinsi Kaltim terus tumbuh sepanjang tahun 2022 sejalan dengan penambahan merchant QRIS serta perluasan penggunaan QRIS sebagai salah satu wujud kebijakan dalam transaksi pemerintah daerah.
“Penggunaan transaksi QRIS di Kaltim sangat tumbuh signifikan, bahkan di tahun 2022 kemaren jumlah transaksi terus mengalami pertumbuhan hingga dengan sampai saat ini. Jadi dengan adanya penipuan menggunakan QRIS di salah satu rumah ibadah di Jakarta itu masyarakat tidak perlu khawatir akan hal tersebut,” tutupnya. (bom)
Discussion about this post