GoCSRKaltim. Low Tuck Kwong jadi pemegang takhta baru orang terkaya nomor satu di Indonesia. Pengusaha batu bara itu berhasil menggeser duo Hartono yang sudah belasan tahun bertengger di posisi tersebut
Berdasarkan data Real-Time Billionaires List Forbes, yang dikutip Senin (26/12/2022), Low Tuck Kwong berada di posisi teratas dalam pencarian orang terkaya di Indonesia. Dia merebut posisi yang sudah diduduki selama 14 tahun oleh Budi Hartono dan Michael Hartono sebagai orang terkaya di Indonesia.
Pengusaha batu bara yang merupakan pendiri Bayan Resources memiliki kekayaan US$ 25,5 miliar atau Rp 397,80 triliun (kurs Rp 15.600). Dalam daftar tersebut, Low Tuck Kwong berada di ranking 52 orang terkaya di dunia.
Bisa menjadi orang terkaya RI, lantas bisnis apa saja yang dijalankan oleh raja batu bara Low Tuck Kwong? Berikut ulasannya.
Low Tuck Kwong dikenal sebagai raja batu bara. Pria kelahiran Singapura ini merupakan pendiri Bayan Resources yakni perusahaan tambang Indonesia. Selain itu, ia juga mengendalikan perusahaan yang bergerak di bidang energi baru terbarukan Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dikenal Manhattan Resources.
Low Tuck Kwong memiliki peran di The Farrer Park Company, Samindo Resources dan Voksel Electric. Tak cuma itu, ia juga terlibat di SEAX Global yang membangun sistem kabel bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia dan Malaysia.
Perjalanan panjang telah dilalui Low Tuck Kwong sehingga sukses seperti sekarang. Mulanya, ia bekerja di perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura di usia 20an. Kemudian, ia memutuskan pindah ke Indonesia pada 1972 untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik.
Di Indonesia, Low mengawali bisnis sebagai kontraktor bangunan. Namun, kejayaan ia raih setelah berhasil membeli tambang pertamanya di tahun 1997.
Sementara, dikutip dari laman Bayan Resources, pada 1973 Low Tuck Kwong mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yakni kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan sipil dan struktur kelautan. Perusahaan dengan cepat menjadi pelopor dalam pekerjaan pondasi tiang pancang yang kompleks dan kontraktor terkemuka di Indonesia pada periode 1980 dan 1990-an.
Pada 1988, JSI masuk ke kontrak tambang batu bara dan menjadi kontraktor tambang terkemuka ketika Low Tuck Kwong mengakuisisi PT Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) dan PT Dermaga Perkasapratama (DPP) pada 1998. Pada saat GBP belum memulai penambangan dan Terminal Batubara Balikpapan di bawah DPP memiliki kapasitas 2,5 juta ton per tahun.
Di bawah Low Tuck Kwong, Bayan Group bertransformasi menjadi perusahaan tambang batu bara. Bayan Group dibentuk melalui sejumlah akuisisi strategis di sektor batu bara.
Dijelaskan, dalam beberapa tahun terakhir proyek Tabang/Pakar telah mengalami perkembangan yang signifikan. Dari hanya operasi tambang skala kecil yang memproduksi 1,9 juta ton pada 2014 menjadi sekitar 22,7 ton di tahun 2018. Hal itu menempatkan perusahaan di posisi 5 besar produsen batu bara Indonesia. Pertumbuhan diramal meningkat dari tahun ke tahun dengan target untuk proyek tersebut menjadi produksi 50 juta ton per tahun.
Bayan Group yang didirkan Low Tuck Kwong juga memiliki infrastruktur batu bara dengan kepemilikan di Terminal Batu Bara Balikpapan, Dermaga Perkasa dan Wahana dan dua Floating Transfer Barges (KFT). Dengan fasilitas ini perusahaan membongkar hingga memasukkan muatan ke kapal dengan kecepatan 3.000-8.000 ton per jam. Perusahaan akan terus berinvestasi untuk memperluas fasilitas jika diperlukan. (bom)
Discussion about this post