GoCSRKaltim – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan adanya temuan cadangan gas dengan spesifikasi giant discovery di Wilayah Kerja North Ganal, Kalimantan Timur oleh perusahaan asal Italia ENI.
Adapun temuan ini berpotensi meningkatkan kapasitas operasi fasilitas pengolahan LNG Bontang.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan produksi gas Eni di WK North Ganal nantinya akan diintegrasikan dengan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) dan produksi dari lapangan Jangkrik. Pasokan gas dari lapangan-lapangan tersebut selanjutnya akan dialirkan menuju Kilang LNG Bontang.
“Tidak perlu bangun LNG plant seperti di Tangguh tapi di sini langsung memanfaatkan LNG plant di Bontang dimana saat ini jalan 2 train dengan tambahan Geng North dan IDD bagian utara akan menjadi jalan 4 train dengan 1 train standby ini akan sangat bagus untuk mengutilisasi lebih optimal LNG bontang hidup kembali,” kata Dwi dalam RDP bersama Komisi VII, dikutip Senin (4/12/2023).
Dwi membeberkan bahwa ENI selaku pihak operator menargetkan untuk mempercepat rencana pengembangan di sumur Geng North-1 dengan mengadopsi apa yang telah mereka lakukan di Mesir. Dengan begitu, diharapkan antara tahun 2027-2028 Wilayah Kerja ini dapat memulai produksinya.
“ENI menargetkan untuk mempercepat pengembangan ini mengcopy apa yang dilakukan Eni di Mesir, Insya Allah dilaksanakan dalam 3 tahun, jadi targetnya 2027 atau 2028 sudah onstream,” kata dia.
Sebelumnya, dalam keterangan resminya, ENI mengumumkan adanya penemuan cadangan gas signifikan dari sumur eksplorasi Geng North-1 di Blok North Ganal. Berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur, Indonesia.
Perkiraan awal menunjukkan total struktur yang ditemukan bervolume 5 triliun kaki kubik (Tcf) gas dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls.
Sumur Geng North-1 dibor hingga kedalaman 5.025 meter pada kedalaman air 1.947 meter, melalui kolom gas setebal sekitar 50 meter di reservoir batu pasir Miosen dengan sifat petrofisika yang sangat baik.
Adapun, uji produksi sumur (DST) telah berhasil dilakukan untuk penilaian menyeluruh atas penemuan gas, meskipun dibatasi oleh fasilitas pengujian, uji produksi ini memungkinkan untuk memperkirakan kapasitas sumur hingga 80-100 MMSCFD dan sekitar 5-6 kbbld kondensat.
Menurut Eni, penemuan ini menegaskan efektivitas strategi perusahaan yang bertujuan menciptakan nilai melalui pengetahuan mendalam tentang permainan geologi dan penerapan teknologi geofisika canggih.
“Kampanye eksplorasi yang sedang berlangsung, serta akuisisi baru-baru ini, sejalan dengan strategi transisi energi Eni yang secara progresif mengubah komposisi portofolionya ke arah gas dan LNG, dengan target 60% pada tahun 2030, dan meningkatkan portofolio ekuitas LNG-nya. Indonesia, dan Asia Tenggara pada umumnya, memainkan peran yang relevan dalam strategi ini,” tulis manajemen.
Berkat lokasi dan ukurannya yang signifikan, penemuan ini berpotensi memberikan kontribusi besar terhadap penciptaan pusat produksi baru, di bagian utara Cekungan Kutai, yang akan terhubung dengan fasilitas LNG Bontang di pesisir Kalimantan Timur.
Eni memperkirakan selain Geng North, lebih dari 5 Tcf gas terdapat pada penemuan yang belum dikembangkan di wilayah yang diteliti. Sementara potensi eksplorasi multi-Tcf yang signifikan sedang dalam tahap pematangan melalui studi yang sedang berlangsung.
Penemuan Geng North berdekatan dengan wilayah Indonesia Deepwater Development (IDD) yang mencakup beberapa penemuan yang berlokasi di blok Rapak dan Ganal, dimana Eni baru-baru ini mengumumkan akuisisi saham Chevron, meningkatkan hak partisipasinya dan mengakuisisi kepemilikan operator.
“Sinergi yang signifikan antara kedua wilayah tersebut direncanakan dalam hal opsi pengembangan gas. Akuisisi ini juga memberikan peluang untuk mempercepat pengembangan proyek gas Gendalo dan Gandang (cadangan gas sekitar 2 Tcf) melalui fasilitas Jangkrik yang dioperasikan Eni,” kata perusahaan.
Penemuan Geng North terjadi tak lama setelah pengumuman perjanjian ENI untuk mengakuisisi Neptune Energy, yang penyelesaiannya akan semakin memperkuat posisi ENI di Blok North Ganal.
ENI North Ganal Limited, yang memegang 50,22% hak partisipasi, mengoperasikan Blok tersebut, dengan Neptune Energy North Ganal BV dan Agra Energi I Pte Ltd sebagai mitra, masing-masing memegang 38,04% dan 11,74% sisanya.
ENI telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2001 dan saat ini memiliki portofolio aset yang besar dalam tahap eksplorasi, pengembangan, dan produksi dengan produksi ekuitas saat ini sekitar 80.000 barel setara minyak per hari dari lapangan Jangkrik dan Merakes di Kalimantan Timur.
Disadur dari CNBC Indonesia
Discussion about this post