GoCSRKaltim. Dalam lingkup operasi PT Bayan Resources Tbk. (Bayan Group), urusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) atau Health, Safety, and Environment (HSE) merupakan hal penting. Bahkan, sudah menjadi budaya yang telah ditanamkan sejak karyawan mendapatkan safety induction (penjelasan atau pengarahan tentang keselamatan) pertama kali saat bergabung menjadi karyawan. Selain itu, karyawan baru juga mendapatkan pengarahan dan sosialisasi Golden Rules.
“Kami memiliki komitmen yang diberi nama Golden Rules yang berisi aturan tentang ketenagakerjaan dan peraturan perusahaan,” ungkap Leo Santoso, Staf Senior HSE PT Bayan Resources Tbk.
Tentu saja, yang namanya budaya tidak datang dalam semalam. Di level leadership, manajemen Bayan memberikan komitmen serta perhatian besar terhadap HSE. Mereka terus mendorong peningkatan kesadaran pekerja dalam pelaporan kondisi tidak aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe action) di lingkungan kerja masing-masing, agar pengawas bersama tim safety bisa melakukan perbaikan sehingga risiko bahaya bisa diminimalisasi sedini mungkin.
Urusan risiko tinggi memang melekat dalam operasional Bayan. Perusahaan ini adalah produsen batu bara dengan anak-anak usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan terbuka (open cut mine) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Mereka memproduksi batu bara, mulai dari yang nilai kalorinya tinggi hingga batu bara sub-bituminus rendah sulfur dan ash.
Komitmen level manajemen ini kemudian diturunkan lewat sistem manajemen K3 Bayan, yang termuat di dalam kebijakan MLK3 yang ditandatangani langsung oleh presiden direktur. Sistem manajemen K3 yang diimplementasikan adalah OHS Management System ISO 45001:2018 (sejak 2009), dan Sistem Manajemen K3 Pertambangan (SMKP Minerba) sesuai dengan Kepdirjen Minerba 185.K/37.04/DJB/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara.
Program K3 mengacu pada sistem manajemen tersebut. Khusus di keselamatan kerja, ada empat program yang direncanakan dan dijalankan secara konsisten. Yaitu, pencegahan kecelakaan kerja, peningkatan pengetahuan K3, peningkatan kesadaran K3, dan peningkatan kinerja K3.
Adapun tim kesehatan memiliki tiga program besar, yang terdiri dari program kuratif, preventif, dan promotif. Termasuk melakukan medical check-up tahunan. Setiap site di lingkungan Bayan Group memiliki klinik atau fasilitas kesehatan untuk melayani karyawan.
Komitmen serta konsistensi manajemen Bayan dalam menjalankan HSE mendapat tantangan saat pandemi Covid-19 datang. “Kondisi (Covid-19) membuat kami berpikir keras untuk menimimalisasi dampak virus kepada karyawan dan kondisi perusahaan,” ujar Leo.
Realisasinya, mereka menelurkan 12 program yang masih berlanjut hingga sekarang. “Kami telah melaksanakan vaksinasi di tahun 2021 dan sekarang sudah 100% karyawan di vaksin tahap ke-3,” dia menjelaskan.
Perkembangan teknologi digital juga diadopsi Bayan dengan baik. Implementasi program K3 yang berhubungan dengan keselamatan kerja didigitalisasi, diambil dari-data produksi. Diberi nama Fleet Management System (FMS), dalam sistem manajemen ini manajemen mendapatkan waktu perjalanan, visualisasi rute kendaraan di dalam peta, kecepatan dan jarak tempuh, serta geofence.
Menurut Leo, FMS telah memberikan tiga manfaat utama. Pertama, mencegah terjadinya kecelakaan akibat over speeding unit karena semua kecepatan terpantau 1×24 jam dan sistem akan memberikan alert secara otomatis (peringatan bagi pelanggar).
Kedua, mengantisipasi kemungkinan tongkang kandas di sungai karena kedalaman air yang tidak sesuai. Ketiga, cost eficiency, lantaran semua kegiatan unit terpantau, menghindari kemungkinan terjadinya pemborosan BBM, SDM, juga kemungkinan lost time.
Di luar penerapan FMS, hasil penerapan manajemen HSE di Bayan pun sangat positif. Leo mengungkap, kasus kecelakaan menurun di tengah produksi yang terus meningkat. Bayan juga mendapat penghargaan dalam urusan ini. Di antaranya, Nihil Kecelakaan periode 2015-2021 dari Gubernur Kalimantan Selatan. Sepanjang 2017-2021, persentase jumlah kunjungan karyawan ke klinik karena sakit juga cenderung menurun, dan Bayan berhasil menanggulangi dan mencegah penyebaran virus Covid-19.
Ke depan, Bayan akan terus meningkatkan manajemen HSE-nya. Salah satunya, dengan menyempurnakan FMS. Kualitas sistem yang telah berjalan sejak 2019 ini akan ditingkatkan dengan tujuan optimalisasi dan efisiensi, baik untuk kegiatan operasional maupun sebagai pendukung implementasi sistem manajemen K3. (bom)
Discussion about this post