GoCSRKaltim – Direktur Bayan Resources Alexander Ery Wibowo mengungkapkan batu bara masih tetap dibutuhkan sebagai modal ketahanan energi. Pasalnya, emas hitam ini masih sumber energi yang murah dan terjangkau, di tengah himpitan transisi energi.
Hingga kini, batu bara masih menggerakkan ketahanan energi secara masif di negara-negara besar, seperti China dan India.
“Di China butuh 4,5 juta ton dan di India juga sama. China dan India sebagai penggerak indeks (harga batu bara). India masih akan meningkatkan impor juga untuk ketahanan energi,” kata Alexander dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis (29/2/2024).
Negara-negara besar banyak melakukan impor batu bara untuk ketahanan energi, terutama di tengah ketidakpastian global.
“Belajar dari pandemi, banyak dari kita end user sangat memperhatikan hari operasi (HOP), takut kalo kenapa-kenapa ketahanan energi yang utama,” tambahnya.
Sementara untuk ketahanan energi dalam negeri, suplai di batu bara dibutuhkan peningkatan yang stabil dan jangka waktu cukup panjang. Bayan Resources pun menyambut baik rencana ESDM untuk menerbitkan rencana kerja per tiga tahun.
“Ini mendukung perencanaan produksi dan perencanaan ekspansi dengan adanya RKB per 3 tahun, bida lebih terprediksi,” kata Alexander.
Dari sisi demand, menurutnya permintaan masih terus tumbuh di tengah situasi geopolitik dan ketahanan energi. Di dalam negeri sendiri batu bara menjadi salah satu kebutuhan energi pokok dalam ketahanan energi, karena 80% digunakan untuk listrik dan 20% industri.
Discussion about this post