GoCSRKaltim – PT Bayan Resources Tbk (BYAN) memandang pentingnya penerapan teknologi demi agenda transisi energi mengejar net zero emission.
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) memandang pentingnya penerapan teknologi demi agenda transisi energi. Ini juga sejalan dengan mendukung upaya pemeritnah dalam mewujdukan emisi nol (net zero emission).
Dimana pemerintah terus mendorong partisipasi pelaku usaha dalam mendukung upaya percepatan pencapaian target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada bauran energi nasional tahun 2025 dan terpenuhinya target Net Zero Emission (NZE/ Emisi Nol Karbon) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Salah satu program strategis yang telah dikembangkan oleh Pemerintah adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap secara masif baik pada sektor rumah tangga, ekowisata, sektor industri maupun bangunan komersial dan sosial.
Saat ini Bayan sedang menyelesaikan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada fasilitas pemuatan tongkang di Jetty Senyiur, Kutai Timur, Kalimnatan Timur. PLTS ini berpotensi untuk dilanjutkan ke fasilitas di Muara Pahu, Kutai Barat yang baru.
PLTS ini berkapasitas sebesar 1.497 kWp. Dengan PLTS ini nanti, Bayan Resources mengklaim dapat melakukan efisiensi biaya selama 20 tahun ke depan dengan estimasi USD 27,23 ribu (Rp 410,24 juta) per bulan atau sebesar USD 326,74 ribu (Rp 4,92 miliar) per tahun. Makan jika 20 tahun estimasi penghematan yang dilakukan bisa mencapai Rp 49,2 milliar.
PLTS memang menjadi salah satu alternatif ramah lingkungan sehingga ekosistem bumi bisa lebih terjaga. Dengan menggunakan energi listrik yang dihasilkan dari energi alternatif sinar matahari, bumi akan terhindar dari polusi udara. Sumber energinya berupa cahaya matahari sehingga tidak pernah habis. Berbeda dengan listrik PLN konvensional yang membutuhkan bahan bakar sehingga menyebabkan polusi udara.
Disadur dari CNBC Indonesia
Discussion about this post