GoCSRKaltim – Samarinda, kota yang dijuluki “Kota Tepian” ini, terkenal dengan kekayaan budayanya yang beragam dari berbagai suku dan etnis yang telah berbaur dan membentuk identitas unik bagi Samarinda.
Baju Riak Gempa merupakan busana pengantin adat asli dari Kota Samarinda. Dulunya, Kota Samarinda belum memiliki busana pengantin yang mencerminkan identitas kotanya seperti daerah lainnya. Hal ini dikarenakan sejarah Samarinda yang terbentuk dari perpaduan berbagai suku dan etnis.
Meskipun demikian, Himpunan Ahli Tata Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati Kota Samarinda tergerak untuk menciptakan Busana Tata Rias Pengantin yang merujuk pada suku Kutai, Bugis Wajo, China/Tionghoa, Banjar-Melayu, dan Jawa yang nantinya akan digunakan oleh masyarakat kota Samarinda dalam acara pernikahan atau pesta perkawinan.
Hal ini, dirasa sangat penting agar ciri khas daerah dapat dimiliki dan diharapkan ada manfaat untuk perkembangan modifikasi serta kreativitas dapat diakui sebagai perkembangan budaya melalui Seni Tata Rias Pengantin.

Baju Pengantin Pria
- Kepala
- Senung Kanigara (Topi/Kopiah); Berwarna dasar merah, bahan terbuat dari beludru dan kain sarung Samarinda, memiliki corak Belang Hatta, bentuk seperti kopiah serta hiasan bros dengan 5 runtaian (lebih kecil dari bros pengantin wanita).
- Aksesoris
- Kalung Naga 1 Buah dan Engkalong Ari Antasari
- Gelang berbentuk Naga 2 buah
- Keris Rangga Naga Sakti
- Bros 2 buah
- Soca Naga (Permata Naga) ; Berwarna merah, bahan bludru, Corak Naga Emas dan Ukuran Dayak Kenyah, serta bentuk kerah Shanghai Takwo/Kustim lengan panjang.
- Serep Lais (Sarung Pendek); Berwarna merah dan hitam, bahan sutra, Corak Belang Hatta dan Ukiran Dayak Kenyah disisinya, bentuk panjangnya diatas lutut dan ujung motif diberi wiru warna emas dan letak pemakaiannya ditengah.
- Lancingan Alang (Celana); Berwarna merah, bahan bludru, corak bagian bawah kaki diberi pinggiran emas dengan motif dayak dan berbentuk celana panjang.

Baju Pengantin Wanita
- Kepala
- Sekar Suhun Tiara Kusuma; Letak di depan sanggul, menggunakan mahkota kembang/bangsawan, dan memiliki corak naga.
- Kembang Goyang; Berjumlah 17 yang terbagi menjadi 9 buah corak Melati dan 8 buah corak merak
- Sumping berjumlah 4 buah
- Kembang Goyang Tunggal Tampok Merak La Mohang Daeng Mangkona
- Bunga Melati; Dibentuk Karang Jagung dan disusun dengan jumlah 21 runtai disertai 1 bogam dan panjangnya menutup tengkuk dan menyentuh bahu. Angka 21 menandakan hari jadi Kota Samarinda pada 21 Januari.
- Sanggul; Berwarna hitam dan berbahan dasar daun pandan serta memiliki cemara yang berbentuk angka 8 menghadap atas.
- Dadasa; Gambar yang diletakkan di dahi dan memiliki 4 sudut yang berarti 4 penjuru angin yang membawa kelompok wajo menuju ke Kutai.
- Aksesoris
- Kalung; Corak engkalong kaseh beranak burung hong.
- Anting; Corak giwang panjang bugis.
- 2 Cincin; cincin gegetas dan cincin letreng.
- Gelang; Belah rotan berjumlah 2 buah.
- Bros runtai lima 3 buah
- Kalibun/selendang
- Soca Embun (Permata Embun); Berwarna merah, berbahan beludru merah, dan modifikasi bahan kebaya. Corak di tengah bergambar Burung Hong dan 2 ekor ikan pesut. Kerah diadaptasi dari pakaian orang China, seperti bentuk kerah Shanghai.
- Serep Lais (Sarung Panjang); Berwarna merah dan hitam, bahan sutra, corak Belang Hatta dan ukiran Dayak Kenyah di bagian bawah. Berbentuk sarung panjang dan pada ujungnya diberi wiru emas.
Discussion about this post