Sabtu, November 8, 2025
  • Contact
  • About Us
Go CSR Kaltim
  • Home
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • Home
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • Contact
  • About Us
Go CSR Kaltim
No Result
View All Result
Home Masyarakat Harus Tahu

Baju Poko Tengkolos Lengkor Walu: Simbol Kekuatan dan Persatuan Daya Taka

Mei 31, 2024
in Masyarakat Harus Tahu
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

GoCSRKaltim – Baju Poko Tengkolos Lengkor Walu, adalah busana khas yang digunakan oleh pengantin Paser dari Kabupaten Paser. Dikenal juga sebagai Pakaian Adat Aji Puteri Petung.

Baju ini merujuk pada bentuk gelung rambut pengantin wanita dengan delapan (walu) lingkaran. Desain pakaian pengantin Paser ini terdiri dari pakaian pria dan wanita, dengan baju atasan yang disebut Poko, berbentuk daun sirih, dan bawahan berupa rok yang dihiasi ulap.

Teknik pemakaian aksesoris Tata Rias Pengantin (TRP) Paser Baju Poko Tengkolos Lengkor Walu ini disampaikan pada kegiatan lokakarya yang didesain oleh H. Abdul Hamid Wahid dan telah dibakukan bersama DPC HARPI Melati Kabupaten Paser dalam menindaklanjuti surat rekomendasi dari Lembaga Adat Paser.

Sejarah pakaian adat Paser dipengaruhi oleh berbagai suku pendatang, seperti Kutai, Banjar, Bugis, Jawa, Tionghoa, Arab, dan Melayu. Selain itu juga pengaruh sesudah abad ke-19 setelah Raja-Raja Paser menganut agama islam. Setiap corak dan warna pada pakaian ini memiliki makna seni budaya yang mendalam, melambangkan keindahan, kebersamaan, kekuatan, dan persatuan.

Baju Pengantin Pria

  1. Ketopong: Mahkota pengantin pria dengan bentuk pucuk rebung dan kembang lempinak.
  2. Laung: Kepala pengantin pria ditutup dengan letup kepala berwarna hitam dan ujungnya menjuntai ke bawah seperti Blangkon Jawa serta mempunyai bendulan pada bagian belakang.
  3. Kalung Sambang Sambit: Kalung pada pengantin pria yang terbuat dari emas.
  4. Kerah Shanghai: Kerah bentuk tegak sejajar kain bersulam benang emas.
  5. Bale Bulau: Pita merah bersulam emas di bagian lengan siku.
  6. Keris: Pria juga menggunakan keris tradisional Paser.
  7. Gelang Toba: Gelang tangan pria terbuat dari emas dengan motif slur bertahtakan berlian.
  8. Baju Poko: Baju atasan yang berbentuk daun sirih, di tangan atau di siku ada pita merah bersulam benang emas. 
  9. Juata Bina Rewe: Di bagian pinggang ditutup dengan ikat pinggang atau babat kecil.
  10. Ensulap: Kain yang dipakai adalah kain bergantung, di bagian luar sarung, memakai kain transparan.
  11. Kain Sifon: Yang berwarna-warni dengan warna, yaitu: warna putih, merah, hijau, kuning dan ungu.
  12. Terumpak: Alas kaki pengantin pria yang bagian depannya tertutup dan bagian belakangnya terbuka.
  13. Kembang Kongkom :Rangkaian bunga yang dibawa oleh pengantin pria. 

Baju Pengantin Wanita (Baju Bawe)

  1. Ketopong: Mahkota pengantin wanita dengan bentuk pucuk rebung dan kembang lempinak.
  2. Kembang Goyang: Hiasan yang ditusukkan pada sanggul. kembang goyang yang dipakai adalah kembang goyang yang berumpun dan berjumlah 3 buah.
  3. Surui Bulan: Hiasan yang terbuat dari bunga mawar dan melati, jumlah untaian melatinya harus ganjil yaitu 9 atau 11 untaian. 
  4. Karang Jagung Merak: Hiasan yang terbuat dari rangkaian bunga melati 
  5. Bonel Berumbai: Perhiasan anting-anting yang dipakai di kedua belah telinga, lazimnya adalah anting-anting berumbai.
  6. Kalung Kebon Raja Pagar Mayang: Kalung pada pengantin wanita yang terbuat dari emas.
  7. Kalung Tabu-Tabu/Penerob Baju/Penindis Baju
  8. Gelang Bangkat: Gelang bersusun pada pergelangan pengantin wanita.
  9. Cincin
  10. Kembang Kongkom: Rangkaian bunga yang dibawa oleh pengantin wanita. 
  11. Baju Poko: Baju atasan yang berbentuk daun sirih, ditangan atau di siku ada pita merah bersulam emas.
  12. Juata Serewe: Di bagian pinggang ditutup dengan ikat pinggang atau babat kecil. 
  13. Kain Ulap: Bagian bawah baju (rok) pengantin wanita dengan belahan sedikit di bagian bawah belakang rok.
  14. Ensulap: Kain bergantung, di bagian luar sarung atau rok, memakai kain transparan/kain tipis/kain sifon yang berwarna warni dengan warna yaitu putih, merah, hijau, kuning dan ungu.
  15. Terumpak: Alas kaki pengantin wanita yang bagian depannya tertutup dan bagian belakangnya terbuka.
ShareTweetSend
Previous Post

Program CSR Pertamina di Kampung Atas Air Balikpapan, Torehkan Prestasi Internasional di Vietnam

Next Post

BI Kaltim Dukung Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Benua Etam Melalui Kaltim Halal Festival (KalaFest) 2024

Discussion about this post

No Result
View All Result
  • 4 ALASAN KENAPA KAMU HARUS MEMBUKA USAHA SENDIRI

    4 Alasan Kenapa Kamu Harus Membuka Usaha Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah CSR Dunia ke Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bersiap! Program Beasiswa Gratispol Segera Dibuka, Begini Mekanisme Pendaftarannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi! Mulai 14 Februari, Pembayaran Parkir Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Secara Non-Tunai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Cecep, PNS yang Sukses Jadi Petani Hidroponik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Go CSR Kaltim merupakan media digital yang berfokus pada bidang Corporate Social Responsibility (CSR). Media ini berdiri dibawah manajemen PT Seraung Multi Media.

Contact Us

Jalan Wijaya Kusuma XII Nomor 7
Samarinda – Kalimantan Timur 75243

 

admin@gocsrkaltim.com

+62 541 590 2010

  • About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

Our Segment

  • Advertorial
  • CSR News
  • Jurnal Asa
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Politik
  • Semua
  • Serba Serbi

Afiliasi:

No Result
View All Result
  • Home
  • CSR News
  • Masyarakat Harus Tahu
  • Jurnal Asa
  • Politik
  • Serba Serbi
  • Advertorial
  • About Us
  • Contact

© 2024