GoCSRKaltim – Di balik rimbunnya hutan mangrove Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, terselip kisah inspiratif seorang pria bernama Agus Bei yang dikenal sebagai “Pahlawan Ekologis”. Sejak 23 tahun lalu, sudah tertanam sekitar 1 juta bibit pohon mangrove di atas lahan seluas 150 hektare di kawasan mangrove Kariangau, Balikpapan Barat.
Kecintaan Agus Bei terhadap hutan mangrove berawal dari keprihatinannya melihat kondisi pesisir Balikpapan yang tercemar dan abrasi pantai yang semakin parah. Melihat kondisi tersebut, pada tahun 2001 hati Agus Bei tergerak untuk melakukan sesuatu dengan modal tekad dan semangatnya, dia memulai misi penanaman bibit mangrove di lahan kritis seluas 25 hektar.
Awal mula perjuangan Agus Bei tidaklah mudah. Banyak orang yang meragukan usahanya, bahkan mencapnya sebagai “orang gila”. Kurangnya pengetahuan tentang teknik penanaman mangrove dan keterbatasan sumber daya menjadi tantangan yang harus dihadapinya.
Namun, Agus Bei tak gentar. Dia terus belajar dan bekerja keras, menanam bibit mangrove secara mandiri, dan tak jarang menggunakan uang pribadinya untuk membeli bibit.
Seiring waktu, kegigihan Agus Bei mulai menunjukkan hasil. Hutan mangrove yang dulunya gersang, kini mulai menghijau dan kembali menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna. Tak hanya itu, kawasan mangrove tersebut juga menjadi benteng alami yang melindungi pesisir pantai dari abrasi dan gelombang laut.
Hijaunya kembali mangrove di Teluk Balikpapan juga secara langsung memberikan kontribusi terhadap penurunan emisi karbon. Dimana dalam kalkulasinya, Agus Bei kini sudah menyumbang 6.000 ton karbon untuk meredam bumi yang semakin panas.
Dedikasi Agus Bei tak berhenti di situ. Dia aktif mensosialisasikan pentingnya menjaga kelestarian hutan mangrove kepada masyarakat sekitar. Dia juga mendirikan “Pusat Mangrove Margasari“, sebuah wadah edukasi dan wisata alam yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga hutan mangrove. (NHW)
Discussion about this post